Assalammualaikum Pembaca Budiman. Sebenarnya memulai menulis hari ini sedikit binggung, apa yang harus aku update di awal tahun. Beruntungnya di tengah kebingungan ini, tiba-tiba lagu Maher Zain dengan judul For the Rest of My Life terputar otomatis di youtube. Bukan tiba-tiba muter ya, kebetulan lagi dengerin lagu, nah ketika playlist habis, mencuatlah lagu tersebut yang terputar secara otomatis, begitu ceritanya.
Buat yang tau-tau aja, menurutku lagu ini ngena banget. Mengingatkan kita semua, untuk selalu bersyukur atas kehadiran seseorang yang dianggap penting dalam hidup. Yang kita minta ke Tuhan dengan sungguh-sungguh, dengan menengadah tangan dan menyertakan doa tulus secara terus menerus. Alhasil kita mendapatkanya dan berharap bisa menjalani sisa hidup hingga surga-Nya. Dalem banget kan? Bahkan karena lagu ini enak didengar, aku sampai cari yang bisa diputer selama 1 jam. Ada ga tuh Pembaca Budiman yang seperti ini? Hehe. Suka dengan satu lagu, kemudian diputar berulang-ulang.
Baca juga : Topik yang harus selesai sebelum menikah
Ngomong-ngomong soal pasangan, belakangan ini berita yang secara tidak sengaja muncul di beranda media sosial, nampaknya tidak begitu enak dibaca. Salah satunya berita perselingkuhan. Berbagai potongan chat yang cukup tabu bertebaran dan dibaca khalayak umum, termasuk anak-anak yang memang belum pantas membacanya. Sedih. Absolutely. Yang harusnya bisa diselesaikan secara tertutup kini dikonsumsi secara ramai. Mengingat betapa mirisnya berita itu, aku pun ingin diskusi hal ini dengan Mas Bojo. Btw, obrolan yang kulakukan ini sifatnya santai, tidak harus menyalahkan pendapat satu sama lain. Jadi, dia bisa mengeluarkan apa yang ada di pikirannya, aku pun demikian.
Aku ingin tau tanggapan kejadian ini dari sudut pandangnya sebagai seorang pria dan kepala keluarga. Rasanya juga bisa jadi pembelajaran kami kelak. Apa yang kurang dihubungan kami, apa yang harus dibatasi, dipertahankan dan apa yang harus diantisipasi. Jadi untuk hal-hal yang tak diinginkan, tidak sempat singgah dihubungan kami ini.
Bersembunyi Dibalik kata Khilaf dan Maaf
Aku mulai menunjukkan bukti screenshot potongan chat dan dia mulai membaca dengan seksama. Setelah selesai, kami mulai bertukar pendapat. Satu hal yang kami sepakati, tindakan sang pria itu sudah salah, tidak dibenarkan dengan cara apapun bahkan saat bersembunyi dibalik kata khilaf. Oh ya, kebetulan chat yang aku tunjukkan ini tentang influencer yang bersuamikan seorang pilot cheating dengan pramugari. Lalu, apakah pihak ketiga tidak salah? Ofkors, dia juga salah. Mendekati berbagi emosi bahkan menjalin hubungan lebih dari teman dengan seseorang yang ber”pawang” itu keliru.
Mas Bojo menegaskan, jika selingkuh itu termasuk katagori “penyakit”, yang suatu saat bisa sembuh atau juga bisa kambuh. Akan sembuh jika dibarengi dengan iman yang kuat, agama yang memadai. Sehingga bisa menghargai pasangan, memberi batasan pada lawan jenis dengan berbicara yang perlu-perlu aja, dan pastikan tidak menceritakan kondisi hati pada orang lain. Bisa juga kambuh , tidak dipenuhi oleh rasa syukur dan selalu membahas kekurangan pasangan. Begitu menurutnya, dan itu valid menurutku.
Baca juga : Q&A setelah menikah
Ditambah sebagai kepala keluarga, menurutnya tanggung jawab bahkan kendali ada pada suami. Dia berkewajiban mengayomi, membimbing dan mengajari pasangannya. Kalau suaminya bersikap seperti demikian, mau dibawa kemana arah rumah tangganya. Ujian pernikahan itu tidak pernah mudah, ada yang diluar nalar bahkan kadang membuat mental terjungkal. Namun, mempermainkan pernikahan dengan mencari-cari kekurangan pasangan, dan berdalih jika telah menemukan nyaman dan yang lebih memahami isi hati pada orang lain. Sedangkan dirinya sudah terikat janji suci, itu keliru. Tak ingin jatuh sendirian, maka pihak yang tersakiti mengoper bola panas ke media dan menyeret pihak yang terkait. Boom! Hubungan “lain” itu diketahui oleh publik. Sanksi sosial mulai membanjiri kolom komentar. Meme/lawakan mulai bertebaran.
Merasa tak kuat dipojokkan, sang suami meminta maaf dan berharap rumah tangganya baik-baik saja. Are you serious? Kenapa harus viral dulu, eh enggak, kenapa harus memulai api kalau gak mau terbakar, begitu kan ya? Kenapa tak mempertimbangkan dampak yang akan terjadi dari hubungan buruk tersebut. Baru setelah rame, mengemis doa supaya bisa menyelesaikannya dengan cara damai dan bertahan di dalamnya. Sorry not to say sorry. Apa yang dirinya tabur, itu yang dia tuai. Bahkan anggota keluarganya, dan teman seprofesinya terseret dengan trust issue tersebut. Menyedihkan, bukan? gara-gara oknum yang tidak bertanggung jawab, sampai rekan seprofesinya meminta maaf.
Memilih setia pada pasangan adalah sebuah kewajiban, apalagi saat memutuskan menikah. Kekurangan pasangan harusnya sudah dipertimbangkan dengan matang dan ditutupi dengan kelebihan diri. Konsep rumah tangga juga harusnya dibicarakan sejak awal. Ada kesepakatan yang harus ditepati oleh keduanya. Jika terdapat salah, maka perlu dikoreksi bukannya lari atau mencari pengganti. Tidak perlu melibatkan banyak orang untuk menemukan solusi. Kecuali memang dibutuhkan, itupun dengan kalangan terbatas, seperti pemuka agama atau para ahli yang memiliki kredibilitas di bidang tersebut. Jangan tiba-tiba open ke lawan jenis yang notabene, dia bisa menjadi racun di rumah yang sudah dibangun
Katakanlah itu sebuah Fenomena
Btw Aku tidak membahas satu pasangan saja ya, nyatanya ada beberapa kabar serupa yang sudah jadi konsumsi publik lewat banyaknya platfrom. Baik itu dilakukan oleh public figure, influencer, orang biasa, profesi yang mentereng ataupun yang memiliki kuasa. Sangking banyaknya, seolah tiada pembahasan selain “perselingkuhan”. Hal ini pun menjadi sebuah fenomena yang disebut umbar aib. Belum selesai kasus a munculah kasus b, begitu seterusnya sampai z. Dengan templete yang sama pada akhirnya mengaku khilaf dan berusaha untuk tidak mengulanginya kembali. Ada apa sih dengan manusia-manusia ini?
Ngeri ya, Aku dan Mas Bojo berharap terhindar dari musibah seperti ini di keluarga kecil kami. Belajar dari kasus ini, kami memperkuat lagi komunikasi, berusaha tumbuh dan mendewasa bersama. Apapun masalah yang menimpa tetap dibicarakan dalam rumah. Tak membiarkan makhluk yang berparas “cacat implisit” di dunia fana ini datang menggoda. Satu yang pasti, selalu menyakini bahwa pasangan saat ini adalah yang terbaik dari Tuhan atas doa-doa yang pernah dipanjatkan.
Oke cukup untuk membahas mengenai penyelewengan, yang dilakukan orang-orang yang tidak bisa komitmen tadi. Kok jadi tendensinya menyalahkan ya, Hehe. But that’s true. Pembaca Budiman pasti setuju. Aku ikut sedih dengan korban dari perselingkuhan ini. Hatinya pasti patah dan terluka sebab disia-siakan oleh orang terdekatnya. Padahal, dia sudah mendewasa, mati-matian menerima kekurangan, memaklumi, bahkan mempercayai. Dia percaya dua kepala yang dijadikan satu, memerlukan sabar saat berada dalam nahkoda yang sama.
Semoga yang sedang di fase ini, diberikan sabar yang luas dan dikuatkan pundaknya. Selalu menyakini ada pelangi saat badai usai nanti. Rasanya beberapa kasus juga terbukti, ya kan? Meskipun beberapa juga mencoba kembali merajut hubungan yang sempat redup. Memilih memberi maaf dan mengulang kembali dengan orang yang sama. Semoga pilihannya tidak salah, dan tidak mengalami hati yang tergores untuk kesekian kalinya.
Entah kenapa kalau bahas mengenai rumah tangga dan gonjang-ganjingnya ini, aku bisa sampai 1000 kata sendiri. Hehe. Pada Akhirnya, setia hanya dimiliki oleh orang-orang yang memiliki nilai tinggi dalam dirinya. Tidak akan melukai pasangan dengan cara rendahan, serta selalu menjunjung tinggi hubungan di mana pun dia berada. Akhir kata, semoga Pembaca Budiman bisa mengambil hikmah dari banyaknya kasus serupa. Memperkuat barrier dalam hubungan yang dibina. Have a great day!
Iya ya Mbak masalah perselingkuhan ini sekarang sudah terbuka ke publik. Apalagi kalau menyangkut seleb atau tokoh pemerintahan... Tuh kan saya pun baru-baru ini membaca tentang kabar perselingkuhan sang mantu yang pejabat di Medan... (ga perlu ditulis namanya ah, Mbak juga pasti tahu).
BalasHapusBanyak penyebab perselingkuhan ternyata...dari yang merasa diabaikan oleh pasangan, atau kesepian atau ketemu "teman" masa lalu yang dulu istilahnya "belum kelar", atau juga hanya penasaran akibat istilah SLI..."selingkuh itu indah"...asal... "tak ketahuan"...
Moga Mbak dan suami terhindar dari hal yang merusak rumah tangga ini.
Salam,
lebih tepatnya "memaksa" untuk membuka ke publik. Entah untuk mendapatkan perhatian, ataupun simpati. Yang jelas harusnya selesai di dalam rumah, kini selesai dengan bantuan nyinyiran netizen. Belum lagi dampak pada lingkungan sekitar, pengucilan sosial. ahh banyak deh kalau perselingkuhan sudah diketahui banyak orang.
HapusSa;ah satu terbukanya pintu selingkuh ya it benar, dirinya merasa diabaikan oleh pasangan, padahal bisa dibicarakan baik-baik maunya apa. Kalaupun ingin mengakhiri harusnya juga ga jadi konsumsi publik.
Iya mbak, sekarang kok orang pada suka umbar aib sendiri ya. Kalo cuma umbar aib sama tetangga paling satu RT yang tahu, paling banter satu desa. Kalo di sosmed kan jadi jutaan orang yang tahu.
BalasHapusTapi aku jarang lihat berita yang viral sih. Emang yang pilot sama pramugari nya gimana itu?
Masih skala RT desa itu udah bikin puyeng. Bayangin kalau satu Indonesia harus tau aibnya, apa ga spaneng itu..
HapusAhh .. Mas Agus, coba sesekali baca akun gosip kwkwkw pasti tau yang ku maksud.
Tapi kadang ada lho, orang atau influencer yang sengaja umbar aib biar viral. Dulu pernah baca sekilas beritanya cuma lupa siapa, yang hamil di luar nikah tapi malah minta sumbangan buat lahiran.
HapusDulu.. dulu banget aku juga pernah liat berita, sebelum internet se booming sekarang. Sengaja buat konflik sama pasangannya yang "ceritanya" dia ke gap selingkuh dan baru ketahuan kalau itu settingan karena untuk menaikkan pamornya dia.
HapusKalau yang kedua aku juga tau sih mba. Ngenes sih, sebegitunya yaa, pengen cari duit dengan cara yang gimana yaa sebutnya. Hehe
apapun alasanya yang namanya selingkuh itu sudah salah, tidak adanya kesetiaan dalam satu hubungan, menurutku kalo memang si pelaku sudah meminta maaf dan tidak mengulangi kesalahan tidak ada salahnya kok di maafkan :)
BalasHapusbtw dengerin lagu yang disuka selama berjam-jam bisa jadi cepet bosen mbak, lebih baik dengerin waktu seadanya saja :)
Hehehe memaafkan pasangan yang sudah membuat hubungan berantakan emang ga salah Mas Khanif, itu juga untuk kebaikkan diri sendiri. Tapi untuk kembali merajut hubungan dengan orang tersebut itu harus dipikirkan 2x sih. Pasti ada traumanya takutnya dia mulai lagi. Lalu Tinggal si peselingkuh yang harus buktiin kalau dia udah bener-bner berubah.
HapusAda juga yang gitu sih mas, Tapi kalau aku, meskipun lagu yang sama diputer berkali-kali dalam 1 hari gpp sih, pemaklumaan "satu hari doang" hehe
Aku hanya sekali baca berita perselingkuhan. Setelah itu ga bakal mengikuti lagi. Kalau kasusnya tidak menarik yaa tidak baca. Kadang baca berita seperti ini malah menghabiskan banyak energi. Energi terkuras dengan sia-sia dan mengabaikan berita seperti ini adalah pilihan yang tepat.
BalasHapusPerselingkuhan itu memang salah. Tidak dapat dibenarkan. Tapi kadang aku lebih tertarik membaca alasan seseorang itu melakukan perselingkuhan. Kadang alasannya bisa seserhana, tapi kadang bisa menjadi sesuatu yang rumit. Tetapu tetap perselingkuhan adalah sebuah kesalahan.
Bener Mas, aku maunya juga begitu sih. Tapi entah kenapa beranda itu munculnya perselingkuhan mulu. Padahal ya beritanya ga aku like klo di sosmed, tapi selalu muncul. Mungkin karena mutual friend ngelike kali ya, jadi tayang ke berandaku.
HapusSekedar ingin tahu alasannya juga boleh, karena untuk memutuskan sesuatu kedepannya kan ya? Aku pernah mendengarkan kenapa orang memilih selingkuh, sedikit banyak yang aku dengarkan dari mereka karena " kurang perhatian" oleh pasangannya. Merasa sendirian, hanya butuhkan di saat-saat tertentu. Selebihnya iseng dan alasan karena lebih tampan dan mapan. Nah orang kayak gini nih yang banyak gilanya. Sampe bikin geleng-geleng
Aku tuh malah kalau ada berita perselingkuhan kaya "Ihh apaan sih bisa-bisanya muncul di beranda aku 😱" terus langsung auto skip atau pencet tombol "Dont Recommend me this..."
BalasHapusgimana ya, Soalnya kalau dipikir-pikir bukan urusanku juga kan ya.. Kaya males banget nggak sih. Hidup udah punya drama sendiri masa malah nambah kisruh sama drama orang lain. Tpi iya bener, konsumsi publik kita tuh cenderung lebih tertarik sama urusan orang lain. I don't know why.. 🥲
Dulu, Ibuku sering bilang kalau semisal ada tetangga yg ribut entah itu depan rumah atau samping rumah. Kalau bisa gedein volume TV biar nggk fokus ke masalah mereka. biarlah masalah mereka jadi masalah mereka. mungkin karena itu, aku akhir-akhir ini cenderung nggk pernah mau tahu apa isi dapur tetangga.. cukup Me, Myself, and I and also my cat 🤣
Kwkww nah ya itu, aku pengennya beranda ku aman-aman aja, cerita ataupun video yang isinya "sehat" tapi ga tau kenapa ya Mas yang FYP malah sebaliknya dan pernah sekali liat komentarnya. Walaaahhh lebih banyak ketimbang yang cerita hubungan sehat. Ahh manusia +62 emang bedaaa.
HapusSetuju, tapi sekarang zamannya ambil hp lalu rekam share ke WA grup/ sosmed lebih cepat ketimbang ngelerai pasangan yang ribut tadi.
Sejujurnya ya, saya nggak pernah kaget dengan berita perselingkuhan. Tauk dah, entah hati ini udah mati rasa dan ga percaya lagi ada manusia normal bisa setia di dunia ini :D
BalasHapusJangankan pilot pramugari, kalau dengar ustadz selingkuh (termasuk poligami diam-diam ya, itu selingkuh loh), saya nggak kaget.
Alasannya? ya namanya juga laki-laki normal, bukan rasul bukan malaikat.
Apalagi dengan kehidupan bebas sekarang ini, laki perempuan bercanda sentuh-sentuhan dibilang dewasa dan open minded.
Padahal, bercanda sentuh-sentuhan itu adalah celah perselingkuhan :D
Yang bisa kita lakukan adalah selalu memperbaiki diri, dan berdoa semoga Allah lindungi rumah tangga dari ujian perselingkuhan dan juga menjaga hati kita maupun suami dari ujian hati lain :)
Mungkin presentasenya untuk laki-laki normal mata keranjang, dan laki-laki normal yang pure setia itu 8:2. Dikittan yang setia karena emang setia itu mahal. Haha. Hanya dilakukan sama orang-orang yang bisa memahami apa sih komitmen itu.
HapusBercanda sambil kek sentuh2 kecil antar lawan jenis ini juga bibt-bibit selingkuh aku juga setuju mba. Makanya untuk antisipasinya. STOP! buat ganjen ataupun bercanda yang harusnya itu dlakukan sama pasangan ya kan ya..
Amiin, aminn
begitulah dunia dan isinya.....😁👍
BalasHapusAgak ngeri ya mas. Semoga orang-orang pure baiknya juga lebih banyak, dari yang nyelenehnya.
HapusAku setuju sama suamimu kalau selingkuh itu penyakit. ---Tapi buatku itu penyakit yang gak ada obatnya, pasti bakal kambuh lagi suatu hari. Makanya kalau aku ketemu orang yang pernah/sedang selingkuh, sekalipun itu bukan pasanganku, pasti aku ilfil setengah mati. Dia napas aja aku mual, ahahahaha xD
BalasHapusTerima kasih mba Indi, Sejujurnya aku juga sedikit setuju dengan mba, maksudku tjika seseorang yang pernah selingkuh, dia akan kembali melakukan hal yang sama tapi entah kapan. Syukur-syukur pendapatku ini keliru, diia beneran tobat. Rasanya setelah dihianati kepercayaannya, udah trust issue aja, meskipun udah memaafkan.
HapusJaman skrg sepertinya semua serba terbuka tak ada yg di tutup2i lagi..
BalasHapusBener, kadang aku penasaran sih mas. Apa sih yang mendasari mereka melakukan hal demikian. Bukannya jejak digital itu akan selalu ada. Bagaimana jika anak-anak kita di masa mendatang tau, yang padahal cerita yang diblast tidak seluruhnya.
HapusSusah sih, kadang org kalo udh diksh duit byk itu suka lupa segalanya.
BalasHapusTp perselingkuhan jg terkadang ada sebab musababnya... salah satu mungkin tdk menyadarinya.
Intinya sih dalam hidup berumah tangga itu bnr2 harus saling melengkapi, dan saling berkomunikasi. Jangan mencari mana yg terbaik, atau mencocok2an seperti mencari sendal. Karena hidup berumah tangga itu intinya bukan mencari mana yg cocok dgn kita. Bagaimana pun caranya kalo nyari yg cocok gak bakalan ketemu.... justru yg baik itu adalah keduanya saling melengkapi. Semoga pendapat saya ini tdk salah...
setuju mas, salah satunya ketika rezeki berupa uang datang seperti air, kalau iman goyah hal buruk bisa saja terjadi.
HapusBaiknya memang saling berkomunikasi dan saling melengkapi. Pasangan adalah manusia yang tidak 100% sempurna. Selalu ada aja kurang dan salahnya. Tapi selama bisa menerima seharusnya itu tidak masalah.
Setuju banget dengan tulisan kamu mbak. Harusnya masalah rumah tangga itu kan ranah pribadi. tapi ya balik ke orangnya masing-masing, kemungkinan publik figur, ya kenapa nggak diviralin, gitu kali ya. Karena memang ada juga yang cari uangnya begitu, dan penonton menikmati, lalu disambut baik dengan pihak tertentu untuk keuntungan bisnis, misalnya. Yasudah deh. Sebaiknya jangan diumbar umbar, lebih baik lagi menghindari perselingkuhan.
BalasHapusBisa juga, kan setelah di blast terus di undang di tv-tv cuan deh. Atau ada kan yang di recrut terusan. Entah apa yang mendasari semoga ketika mereka memutuskan untuk viralin kasus mereka itu merupakan opsi terakhir dari banyaknya opsi yang mereka punya.
HapusPrihatin banget mba dengan banyaknya kisah selingkuh. Kenapa ya, kalau punya masalah dengan pasangan ya mbok diselesaikan aja dengan gentle, kok malah cari masalah baru. Selingkuh itu penyakit sepertinya ada benarnya. Karna bibit2nya dibuat sendiri. Bisa kambuh kalau tidak mau menjaga diri. Tapi keren sih, mba dan suami bisa ngobrolin ini dari hati ke hati ya. Buat saling menjaga juga. Rukun dan sehat selalu ya mba ❤
BalasHapusNah ya, mereka yang memulai, tapi mereka ga mau disalahkan lalu berdalih "kalian ga tau apa-apa" Emang bener ga tau apa-apa, tapi setidaknya tau dia selingkuh itu udah salah. Huhu.
HapusTerima kasih mbaa. Semoga doa baik juga datang menghampiri mba Kartika ya :)
Aku pun pasti ada lah kekuatiran ttg ini mba. Apalagi aku dan suami samar2 kerja di bank. Kami pulang malam, walopun skr aku udh resign yaaa. Tapi suami masih.
BalasHapusDaaaan banyaaaak kali aku ngalamin kasus di mana twmen2 kolega saling selingkuh. 😔. Yg paling parah sampe istri sah datang ke kantor dan minta bantuan HRD buat menyadarkan si suami. Aku kayak, speechless aja. Keduanya udh samar2 nikah, dan memang ngelakuin ini hanya utk having fun di kantor. Bukan buat serius. Malah alasan si cewe, Krn si cowo selingkuhan dia ini jago banget di ranjang. Jadi dia susah utk lepasin.
Pada akhirnya, yg cewe cerai Ama suami sah. Yg cowo kayaknya msh bertahan deh.
Tapi dari situ aku mikir, kalo alasan yg dipake aja udh having fun doang, sebobrok apa sebenernya mental mereka 😔
Suami ku Alhamdulillah bukan tipe macam2. Tapi sejujurnya ga ada yg tahu hati manusia kan. Jadi cuma bisa berdoa tiap hari semoga Tuhan bener2 menjaga pernikahan kami.
Mba jujurly ngeri banget sama cerita sekitar mba Fanny. Sekitarku pun demikian, tapi dengan alasan macem-macem. Bagaimana pun juga cerita selingkuh itu horor dan momok untuk rumah tangga ya. Nauzubillah semoga kitanya dijauhkan dari hal-hal demikian. Udah mental rusak, nama baik juga rusak.
HapusKadang ada yang udah berlaku maksimal, masih ada aja yang dianggp kureng, nah apalagi yang udah kureng, malah jadi celah untuk cari yang paripurna. Nyebelin kan ya?
betul, tidak ada yang tahu hati manusia. Nah karena ga tau, jadi berdoa yang baik-baik aja ya mbaa. Semoga keluarga mba Fanny selalu di lindungi dari hal-hal seperti itu ya. Dikuatkan ikatannya. Selalu panen cinta setiap hari dengan pasangan. Amiin
Fenomena curcol di ruang publik untuk menyerang pasangan memang jadi masalah di jaman sekarang. Ada juga yang tujuannya agar mendapatkan perhatian saja, tapi lupa bagaimana ke depan apalagi kalau punya anak yang bisa menemukan berita ortunya di dunia maya. Rasanya ini memang penyakit ya. Selingkuh juga sama. Semoga semua orang di jaga hatinya dari melakukan perbuatan mengerikan itu....(mengerikan karena dampaknya puanjang).
BalasHapusSetujuuuu aku, sekarang curhat di dunia maya udah jadi "kebiasaan" , serasa ga afdol jika dunia tidak tahu kesedihan yang dialami. Actually ini memang fenomena yang mungkin aku secara tidak sadar juga melakukannya. Hanya saja, apabila problems tersebut terlalu intim, alangkah baiknya, sebelum di post dipikirkan efeknya.
Hapus