Jogja 3D2N - Dari Tamansari Ke Yamie Panda Taman Siswa


Assalammualaikum pembaca budiman. How are you? Fine dong ya. Sekali lagi aku ingetin pembaca budiman. Plis jangan kasih kendor ya untuk tetap menjaga Kesehatan kalian. Pandemi belum benar-benak berakhir sampai tulisan ini terbit. So, selalu bawa masker kemanapun, kapanpun kalau lagi di luar rumah ya.

Alhamdulillah Sekarang demennya update blog terus. Berarti nawaitunya udah kuat nih, bakalan sering update tulisan-tulisan receh di mari. Teruntuk kalian pembaca budiman yang setia baca tulisan di blog ini terima kasih ya. Aku yakin selain diriku yang suka sangat buat re-read. Ada kalian juga yang berada di entah berantah yang diem-diem nunggu update-an di blog ini, Hayoloh, ngaku??

Well, lanjut lagi yuk bahas trip Jogja kapan hari. Anyway, tulisan ini bakalan jadi last update untuk traveling Jogja 3D2N Yaa, plus aku akan info how much money I spent. Even untuk pengeluaran ini tergantung dari jumlah orang yang ngikut, tapi menurutku mungkin ini bisa dijadikan referensi kisaran pengeluaran  kalian  Sekali lagi ya berpatok pada kata MUNGKIN. hehe

Sedih rasanya udah akhir aja bahas liburan. Tapi ga papa entar review liburan lagi kalau udah jalan-jalan lagi. Nunggu uangnya kumpul dulu sekebon baru deh mikir kemana tujuan selanjutnya. Amiin yang kenceng dong AAAMIINNN

Well, Destinasi terakhir sebelum balik lagi Surabaya adalah Taman Sari. Obyek wisata ini dekat dengan Hotel. Sengaja ambil obyek wisata terakhir sekitar alun-alun supaya hari terakhir ini gak begitu lelah untuk perjalanan pulang ke Surabaya. (Tapi nyatanya capek juga ya, berkeliling jalan kali di taman yang memiliki luas berhektar-hektar itu. Hehe). Obyek wisata ini based on request mbakku sayang. Katanya sih pengen ketempat-tempat bersejarah di Jogja, yang ada pemandian-pemandiannya gitu sambil menunjukkan gambar Taman Sari

baca juga :maraton taman mudal dan geblek pari

Hanya butuh 10 menit dari hotel, aku sudah tiba di Taman Sari. Untuk harga tiket masuk terbilang sangat murah, 5k per orang padahal lokasinya berada di pusat kota Jogjakarta. Bahkan harga tiket tersebut lebih murah daripada retribusi parkir kendaraan roda empat sebesar 10k. Apabila kalian membawa kamera selain handphone, akan ada tambahan biaya. Untuk berapa besarannya kalian bisa search sendiri ya di Google. Hehe.

Karena mengunjungi tempat bersejarah yang aku sendiri, sebatas tau jika tempat itu merupakan tempat pemandian selir raja jaman dahulu. Akhirnya aku memutuskan menyewa jasa Guide lokal, untuk menjelaskan lebih detail setiap inchi dari tempat tersebut. Anyway untuk jasa Guide lokal ini ga gratis ya yoerobun. Feel Free mau pakai apa engga, untuk tarifnya juga sukarela jadi aku gak akan menyebutkan berapa nominal yang aku berikan karena bersifat rahasia (Haha, maafkan ya pembaca budiman, malu aja gitu sebutnya :P).

Aku dijelaskan banyak hal terkait bangunan-bangunan yang ada di Taman Sari, termasuk pula tentang 3 pemandian yang tersedia di sana. Yang masing-masing digunakan untuk raja, anak-anak raja dan selir raja. Beuh benar-benar seperti mendengarkan pelajaran sejarah. Untung gak bosen, justru semakin seneng dan tertarik karena bisa langsung melihat tempat kejadiannya.

Tempat Iconic di Tamansari

Ada banyak tempat iconic di Taman Sari, salah satunya bernama Sumur Gumuling, bangunan tersembunyi di bawah tanah yang merupakan sebuah masjid. Tempat ini sering sekali di incar para wisatawan dan dianggap sebagai tempat foto paling epic di Taman sari karena ke-elokkan bangunannya. Sumur Gumuling ini tediri dari 2 lantai dan terdapat 5 tangga yang menyatu ditengahnya. Sedangkan tepat di bawah tangga terdapat sebuah sumur. Untuk memasuki tempat ini pun, para pengunjung harus melewati lorong gelap terlebih dahulu. Pada jamannya, tempat ini digunakan sebagai bunker atau tempat persembunyian dari penjajah Belanda.

Unfortunetely, karena masih pandemi dan menurut berita jika virus tersebut bisa bertahan lama di area lembab, Maka, pihak pengelola menutup area tersebut demi kebaikan bersama sampai batas waktu yang tak di tentukan. Jadi ketika di sana, aku dan para wisatawan lainnya hanya bisa menatap dari luar jendela. Syedih sekali kan, enggak maksimal safarinya.  

Tempat lainnya yang  menjadi icon Taman Sari selain pemandian dan Sumur Gumuling tadi yaitu  situs Pulo Kenanga yang berada di belakang pasar Ngasem. Sekaligus  menjadi tempat berpisahnya aku dengan Guide yang aku sewa jasanya. Pulo Kenanga sendiri merupakan pulau buatan di tengah segara. Sayangnya Situs Pulo Kenanga ini sudah tak utuh lagi sebab dimakan usia dan di perparah sejak terjadinya gempa bumi di tahun 1867 dan 2006 silam. 

Tempat ini merupakan bangunan yang menjulang tinggi diantara bangunan-bangunan disekelilingnya. Keunikan yang dimiliki ialah terdapat jendela di setiap sudutnya yang cukup eksotis. Meski begitu, bangunan ini sering dijadikan spot foto bagi para pelancong sekedar diabadikan ataupun disewa untuk foto prawedding.  Bagaimana denganku? tentu saja aku tak melupakan kewajibanku memotret setiap sudut, plus foto post wedding dengan mas bojo. HEHE


Lanjut, selepas dari Taman Sari, kami menuju pabrik pembuatan oleh-oleh Bakpia Pathok  25 yang jadi legenda di Jogja. Sayangnya lagi, aku hanya sebentar singgah di sana, suasana sungguh crowded. Alhasil aku memutuskan untuk membelinya di Gerai tempat Bakpia Pathok dipasarkan tidak jauh dari pabrik berada. Kalau kalian tanya kenapa gak langsung aja ke gerainya? Come on. Selain ingin membeli oleh-oleh kan rencananya aku pengen tau langsung sih pembuatan bakpia di sana, begitu.

Yamie Panda - mie buatan sendiri

Well, saatnya makan siang, Aku menuju Yamie Panda cabang Taman Siswa. Lokasinya cukup dekat, masih di area pusat Jogjakarta. Berkunjung ke tempat ini atas referensi dari atasan adekku, katanya sih mantul mienya. Sekilas tentang resto ini telihat cukup unik. Di dominasi dengan warna merah khas Oriental. Terdapat pula mural yang ada di dinding lekat dengan aksen Mandarin. Berhubung makan siang ini di sponsori adek, jadi kami semua tinggal menunggu mie yang akan dikirim ke meja.


Pemesananya menu di Yamie Panda sendiri sangat kreatif, untuk menghindari antrian panjang depan kasir, para customer di minta untuk scan barcode yang ada di tiap meja, kemudian dari barcode tersebut akan nge-link ke e-menu YAMIE PANDA. Setelah kalian selesai pilih menu, barulah kalian datang ke kasir. Resto mie ini menyajikan variasi mie dengan kuah manis dan asin. Bentuk mie yammi kecil-kecil dan katanya di produksi sendiri untuk menjaga cita rasa yammie sendiri.  Porsinya pun bervarias,  Sedang dan Kenyang, kalian bisa pilih sesuai dengan kapasitas perut kalian.

FYI nih, untuk porsi Sedang, itu banyak banget. Rasa mienya ini lain dari pada yang lain, plus mienya kenyal dan kuahnya super sedap. Untuk harga juga relatif murah sesuai dengan rasa dan rupa. Haha. Tempat ini cocok kalau kalian pembaca budiman yang ingin kulineran besama keluarga, tempatnya friendly-able. Suasannya gak monoton. Tersedia tempat indoor, dan semi outdoor. Terdiri hanya satu lantai. Tapi cukup luas, spot foto pun tersedia. Kalau kalian ke Jogja dan berada di tengah kota, rasanya kalian perlu Cobain deh. Seriusan rek, perlu!!!.

Ngomong-ngomong untuk biaya ke Jogja 3D2N, karena aku bersembilan kurang lebih memerlukan biaya 3.000.000 rupiah. Entah kalian bilang ini mahal atau sebaliknya lebih murah, karena preferensi tiap orang berbeda-beda. Haha. Menurutku sendiri itu cukup murah yaa. Dengan biaya segitu aku dan keluarga bisa ke Jogja via Tol PP, bahan bakar kendaraan selama di sana. Tidur nyaman di hotel bintang 2, Makan 3x sehari. Ke 3 tempat wisata plus 2 Resto yang gak mengecewakan. Bonusnya kita bisa jalan-jalan ke Mallioboro setiap malam. HEHE

Gimana apakah seluruh tulisan traveling ini sudah membangunkan semangat kalian liburan ke Jogja ?. Mau pergi sendiri ataupun Bersama-sama Well prepare ya pembaca budiman. Selalu siapkan dan tentukan dulu mau kemana dan tinggal di mana, supaya di sana gak lontang lantung. Hehe enggak dong ya, pasti kalian sudah menyiapkan dengan sempurna.

Okay see you next trip yaa..

Komentar