Sepasang Kekasih Yang Gagal

Kala itu kita sedang tak dalam kondisi baik. Dikuasai emosi dalam pikiran masing-masing. Kita saling lempar salah, sedangkan kita tau bahwa salah adalah milik berdua. Kita mementingkan ego. Dan kita memilih untuk menjalani hari terpisah kemudian. Meratapi apa yang telah terjadi tentang kita yang telah retak.

Bagiku, hari semakin berat ketika semua tak lagi sama. Bahkan kecewa dan luka mengalahkan rindu yang mendidih di dalam dada. Susahnya berpura-pura bahwa semuanya kembali seperti sedia kala. Ya! Waktu ketika aku tak mengenal kamu dan semuanya seperti biasa saja, tak ada yang perlu kurisaukan apalagi soal hati. Aku tak pernah meminta dipertemukan denganmu jika akhirnya pahit harus menyita hariku seperti saat ini. Namun, lagi-lagi rekayasa semesta membuat aku menjatuhkan hatiku padamu. Tuhan mempertemukanku denganmu. Dan timbul rasa yang sulit untuk aku kendalikan maunya apa. Hingga kita memulai bersama dan berbagi kisah asmara.

Baca JugaCukup Cintai Dirimu Sendiri Dulu 

Namun,malam itu indahnya lampu taman kota tak seindah perasaan kita. Kita bertengkar hebat mengenai sesuatu yang fana. Mungkin saat itu kau dan aku lelah. Hingga Memilih mengakhiri percakapan dengan perpisahan yang tak mengenakkan. Menyudahi segala perasaan yang masih kita pupuk dan tanam. Kita berkali-kali melewati badai namun kita masih kuat sampai pada malam itu akhirnya kita tumbang dengan keadaan. Semudahkah itu kita menyerah pada perasaan, membiarkan waktu menelan kita yang tak mampu menjaga kau dan aku untuk tetap menyatu. Inikah yang dinamakan perpisahan menyakitkan? Lantaran masih ada sayang namun melepaskan.

Baiklah, Semua ini adalah proses untuk mendewasakan perasaan meskipun dilalui dengan hati terbakar. Aku percaya apapun yang terjadi sudah terencana oleh yang Maha Bijaksana. Kita adalah sebaik-baiknya rencana dari Dia. Meskipun kita adalah sepasang kekasih yang gagal. Mengalami masalah setelah bersusah payah menyelesaikannya namun pada akhirnya memilih untuk menyerah.

Barangkali setelah ini akan menjadi titik awal bagi kita untuk menguatkan hati. Meski tak lagi menjadi sepasang kekasih, namun aku yakini akan baik-baik saja nanti. Tak apalah jika saat ini harus jatuh untuk kesekian kali. Tak apalah jika harus kepayahaan untuk semangati diri sendiri. Yang terpenting, kita hidup tak pernah mengenal letih untuk terus memperbaiki diri.

 

Komentar