Cukup Cintai Dirimu Sendiri Dulu

Jika kamu bertanya bagaimana caranya melupakan masa lalu. Aku tak punya jawaban khusus. Hanya saja setelah berpisah. Apapun proses perpisahan itu, terlebih lagi jika dimulai dengan rasa kecewa.  aku memilih untuk tak menyimpan dendam apalagi membencinya. Meskipun perpisahan itu menjadi hal yang berat untuk diterima. Tidak perlu lagi saling menyalahkan, menyinggung ataupun memperdebatkan mana yang benar. Nyatanya, karena berpisah, aku semakin sadar bahwa bersama akan terlalu sering menimbulkan pertengkaran. Kecewa, tentu itu hal yang tak bisa  dihindari. Aku pun begitu. Mengunci diri dalam sepi. Mencoba menenangkan hati yang kacau karena sakit hati.

 Tapi aku tak ingin terlalu larut hingga aku sering mengabaikan perasaanku yang lain. Ingin merdeka dari hal-hal yang membuat dada sesak bahkan nyeri. Tak ada gunanya berlama-lama meratap. Menimbun harapan yang hanya berujung ketidakpastian di masa depan. Barangkali berpisah memang jawaban semesta untukku dan dia. Dengan begitu masing-masing akan mulai belajar menata ulang apa makna cinta yang sesungguhnya.

Melupakan memang bukan hal yang mudah dilakukan. Banyak kenangan yang tiba-tiba datang untuk menggagalkan. Aku pun mengalami masa itu. Ketika bersikeras untuk melupa, kemudian rindu menyapa hingga tak terasa hal itu menjelma menjadi air mata.

Melewati fase memaafkan itu terlampau sulit. Apalagi melupakan seseorang yang kita indahkan dengan perasaan sayang, namun menyakiti kemudian. Waktu pun terasa berjalan lambat mana kala aku yang dulu terus merengek untuk mengulang kisah yang seharusnya tenggelam. Aku masih belum rela untuk menanggalkan hubungan yang gagal.

Sekali lagi, aku tak punya kiat khusus untuk bisa beranjak dari masa lalu. Aku hanya ingin damai dengan dengan keadaan. Lalu, aku mulai ubah jalan pikiran. Belajar memaafkan dan mengikhlaskan. Kalau memang dia memilih pergi, maka akan kubiarkan ia pergi, meski luka di hati sengaja tak ia bawa dan harus kucari obatnya sendiri. Dia telah memilih jalan yang menurutnya itu sesuai dengan kehendaknya. Aku pun juga begitu akan mengambil jalan sesuai keinginan hatiku ini, bahagia meski tanpa dia.

Yang aku lakukan kala itu adalah adalah cukup belajar cintai diri sendiri dulu. Tak mengungkit lagi yang sudah-sudah. Membiarkannya lewat begitu saja.  Terseok? Itu pasti tak perlu lagi tanya berapa lama yang kubutuhkan untuk pulih. Namun, aku tak mau kalah dan tetap ku jalani. Sebab, dengan mengungkit masa lalu aku hanya akan memperkeruh warna hati yang saat ini sudah berwarna jingga menyala seperti senja yang warnanya begitu indah diterima mata.

Komentar