Alasan Kenapa Aku Memilih Menjauh


Aku sempat lupa, barangkali kita bahagia hanya dibuat-buat oleh kamu yang sedang bersama hati lainnya. Menutup rapat celah yang sebenarnya mengangah dengan kecupan mesrah. Aku tak paham kenapa kamu sedemikian kejam. Mengadakan masalah dari hati yang terlalu lurus percaya dengan banyaknya kebaikkan yang kamu tebar. Menjadi tega pada aku yang sudah terlanjur kasmaran. 

Kalau kamu merasa ia bisa membuat kamu bahagia, seharusnya kamu pergi saja. Daripada kamu perpura-pura cinta pada aku yang masih setia. Aku tak pernah ingin berbagi sayang jika memang dia selalu menjadi alasan kamu senang. Aku cukup buruk untuk menebar senyum ketika semua luka bermula dari orang yang aku cinta.

Baca Juga: Jika Semuanya Bermula dari Aku Yang Mencintaimu Lebih Dulu

Dia, entah itu dari mana asalnya. Menjadi satu hal yang tak bisa kuterima hadirnya. Mengacaukan mimpi yang kulambungkan tinggi saat aku bersama kamu. Memupuskan harapanku untuk ciptakan pelangi kala hujan berhenti. Aku tak ingin menyalahkan dia jika ternyata kamu juga menjadi salah satu penyebab luka yang terasa. Aku hanya tak suka aku dipermainkan dengan kepercayaan.

Akan tampak menyedihkan jika aku terus menerus menjadi cenayang dalam hubungan yang tak ada kehidupan. Menjadi wanita tangguh untuk segala sifatmu. Memaklumi kesalahan ketika percayaku kau abaikan. Itu hanya memperburuk hubungan kita yang sebenarnya tak pernah baik-baik saja. 

Seharusnya kamu tau jika memang ia lebih baik dari aku, kamu akan mengkukuhkan ikatanmu padanya dan menjauh dari aku. Meskipun akan ada luka yang dengan sengaja kau tancakan pada hati yang sudah tabah mencintai kamu sejak dulu. 

Kamu membiarkan aku merasakan sepi meskipun saat kau di sisi. Membuat aku mencurangi batinku sendiri bahwa aku ini letih dengan pura-puranya kamu menyembunyikan dia yang sedang kamu dekati. Hingga aku memutuskan akulah yang pergi dan mencoba menenangkan luka yang nyata rasanya, untuk dia yang sudah membuatmu jatuh.

Mungkin begitu jahat pikirmu tentangku. Aku meninggalkanmu dengan banyaknya rasa kesewa. Tapi kalau saja kamu cerita sejujurnya, mungkin perpisahan akan menjadi hal terbaik yang pernah kita lalui dan tak akan menimbulkan banyak tanya. Tapi aku sudah merasakan pedih yang tak bisa pungkiri lagi. Adanya dia merusak apa yang sudah membuatku bahagia. Atau mungkin kamu yang mulai menghadirkan dia. Entahlah. Rinduku pun mulai tak sependapat dengan rasa sakit hati yang hebat. 

Jika kamu bertanya apa dengan meninggalkanmu aku merasakan bahagia. Maka aku akan menjawab sekenaku saja. Aku hampa ketika itu. Tak kupungkiri setiap jalan kita lalui berpengaruh pada masa di mana aku butuh kamu. Meskipun nyatanya aku sendiri yang benar-benar perduli dengan tujuan yang kita  amini jauh sebelum aku menutuskan pergi.

Tapi itu semua tak akan menjadi baik. Aku memilih pergi karena aku tak ingin lebih dalam disakiti. Terlepas dari banyaknya aku terluka. Hal-hal yang menyenangkan akan tetap aku kenang.  Aku tetap akan menjalani hidup sebagai mana mestinya. Menemukan cara bagaimana aku akan bahagia dengan dia yang akan menjadi penggantimu nantinya.

 

Komentar

  1. Kau lupa aku ada atau memang tak pernah ada rasa lagi untuk ku?

    BalasHapus
  2. Bukannya aku melupa, tapi adamu seolah meniadakan kita.

    BalasHapus

Posting Komentar