Pemilu dan Special Price yang Serentak Dihadirkan

 


Assalammualaikum Pembaca Budiman, Pasti kalian sudah mengikuti berita jika, Indonesia lagi rame terkait pemilihan umum atau pemilu. Acara lima tahunan yang digelar secara serentak ini, dilakukan pada bulan yang penuh cinta yakni Februari. 3 kandidat kuat dengan pendukung masing-masing sedang harap-harap cemas, menanti hasil keputusan KPU. Menunggu pengumuman siapa yang menjadi pemenang, dan menjadi orang nomer 1 di Indonesia selama 5 tahun ke depan.

Yap, saat ini aku ingin membahas pemilu yang sudah ketiga kalinya aku ikuti. Rasanya seru turut andil menyuarakan hal yang sedang dibicarakan. Setiap kalimatnya akan sesuai kapasitasku, sebagai pemuda yang tak begitu pintar berpolitik, namun memiliki ketertarikan untuk ikut nimbrung. Tidak melebih-lebihkan ataupun mengurangi, tulisan ini akan sesuai hati nurani aja. Kalau sekiranya tidak nyambung dengan pembahasan pemilu, tapi lebih kearah efeknya setelah pencoblosan maklum ya, karena memang tidak mau pure tentang politik. Takutnya salah ngomong malah jadi boomerang untuk diri sendiri. Jadi ya just so-so gitulah bahasanya. Hehe.

Selepas pesta demokrasi yang dilakukan para paslon dengan menjelaskan visi misi, serta janji manis apabila dipilih. Tiba waktunya untuk menunaikan tanggung jawab sebagai warga negara yang baik. Memberikan hak suaranya pada para paslon, yang diyakini bisa membawa perubahan Indonesia ke arah yang lebih baik. Tepat di hari Rabu tanggal 14 Februari lalu, dimana hari sangat terik dan matahari sangat menyengat, agenda pemilihan dimulai pada pukul 7 pagi hingga 1 siang. Begitu yang tertulis di surat edaran yang kuterima. Yang padahal, secara realnya proses nyoblos sangat lama dan melebihi waktu yang tertera. Apalagi petugasnya, bisa dipastikan semuanya lembur untuk menghitung surat suara, jika waktu pemilihannya melebihi batas.

Animo warga untuk pemilu patut diapresiasi

Pukul 10.00 pagi setibanya di rumah mertua, karena memang KTP aku dan Bojo masih di Sidoarjo. Kami bergegas menuju TPS terdekat sesuai arahan. Mas Bojo menyakini sebelum antrian terlalu panjang, jadi mending datang cepet agar segera mendapat giliran. Sayangnya, semua itu ilusi, saat kami datang sudah berjejer para warga yang juga mengantri untuk nyoblos. Hasrat mengikuti pemilu dari warga sekitar cukup tinggi. Meskipun jarak dan kuantiti nama yang sebut lama, kira-kira berjeda sekitar 5 hingga 10 menit. Hal tersebut tidak menjadi kendala,  untuk wajah pemimpin Indonesia, kumenunggu dengan sabar. Hmmm.

Sebelum masuk ke bilik suara, para memilih bisa mengamati surat suara yang dipajang di papan buletin TPS. Tujuannya untuk mengetahui kandidat mana saja yang maju tahun ini. Tak terkecuali dengan kami, aku mengamati contoh surat suara tersebut. Ada wajah-wajah yang tak asing muncul dan kukenali sebagai penyanyi, pengusaha, influencer. “Oh ternyata mereka juga nyaleg” begitu pikirku yang bisa dibilang rada skeptis. Semoga nanti kalau kepilih bisa amanah ya pak, bu. Kami menanti hasil kerjamu!

Pukul 11.10 siang, lebih dari 1 jam mengantri menunggu giliran petugas KPPS memanggil, akhirnya tiba waktunya untuk maju dan masuk ke bilik suara. Setelah mendapatkan 5 surat suara yang terdiri dari, surat suara presiden beserta wakilnya, DPD, DPR, DPRD Provinsi dan DPRD Kota. Aku segera memasuki bilik suara. Awal mula membuka surat suara untuk pemilihan presiden dan wakilnya, aku sangat yakin memilih sesuai dengan kata hati. Tanpa mendapakan imbalan seperti cerita-cerita saudara dari paslon tertentu. Aku memantapkan hati untuk memilih paslon hemm better ga usah di spill ya. Intinya mengamati track record beliau-beliau ini, aku sangat yakin, jika bisa membawa perubahan dan penyegaran tentang gaya kepemimpinan yang lebih modern, demokratis dan lebih mendengarkan jeritan rakyat. Iya rakyat yang benar-benar rakyat, bukan rakyat tanpa tanda kutip.

Sayangnya untuk surat suara lainnya, karena berdomisili di Mojokerto, aku tidak mengenali sebagian besar para kandidat caleg ini, terutama yang akan menjabat sebagai DPRD Kota/Kabupaten. Alhasil hak suara kuberikan pada mereka yang pernah menjabat, ataupun random  berdasarkan gelar yang mereka miliki (nah ini kayaknya gak boleh ditiru). Haha. Selepas menempatkan surat suara pada pos masing-masing, saatnya mewarnai jari kelingking dengan tinta, sebagai pertanda jika sudah menggunakan hak pilih.

Sembari menunggu keputusan, pastinya ada banyak cerita tentang pemilu dan efek samping yang menyertai. Kesan dan pesan, entah itu terkait alasan memilih paslon, serangan pagi-pagi buta atau sebut saja serangan fajar sebelum pemilihan. Berlanjut, ternyata muncul isu yang ditujukan kepada salah satu paslon mengenai “persekongkolan” antara mereka dengan Badan Pengawas Pemilu. Kabar burung tersebut mengatakan jika, salah satu paslon telah melakukan booking surat suara sebelum pemilihan itu sendiri dilakukan. Sungguh semakin berkembang teknologi, semakin cepat pula berita tersebar dengan ganasnya tanpa disaring kebenarannya. Lagi-lagi sosial media berperan menjadi wadah kebencian dan saling serang.

Bagiku kegiatan saling serang, tuduh hingga black campaign itu “sudah biasa” saat pemilu. Tinggal kitanya saja yang harus selektif, tidak menelan mentah- mentah apa yang ditangkap telinga dan dilihat oleh mata. Benar kan ya? Lantaran kegiatan pemilu ini sudah ketiga kali aku ikuti, belum lagi ketika pemilihan gubernur/walikota. Jadinya lebih aware untuk mencari tahu kebenaran dibalik isu yang tersebar.

Efek jari kelingking bertinta

Rasanya berbicara politik cukup sampai di sini. Nah, kisah seru dimulai setelah pemilihan. Saatnya safari diskon makanan, ataupun retail yang memanfaatkan momen pencoblosan ini untuk memberikan special price. Ada banyak penawaran yang sangat menggiurkan di hari itu. Bahkan untuk toko-toko kecil juga berpartisipasi memberikan potongan harga. Kebetulan sebagian besar keluarga Mas Bojo kumpul di rumah mertua, dan mengajak kami untuk makan di luar. Kami berencana untuk mencari area terdekat dari rumah, supaya tidak terlalu malam saat pulang, karena keesokkan harinya aktivitas berjalan seperti biasa.

Diputuskanlah rumah makan Sambal Bakar Indonesia daerah Ponti, Sidoarjo, sebagai sarana untuk keluarga besar berkumpul. Katanya, saat ini ada diskon 10% bagi customer yang sudah melakukan pencoblosan. Tentunya ditunjukkan dengan jari yang sudah bertinta. Tempat makan tersebut sedang viral dan menu bakarannya bervariasi. Kalau dipikir-pikir benar juga, tempatnya luas, area parkir memadai, pilihan makannya banyak.

Sayangnya, menurutku lauk yang dihidangkan seperti ikan, ayam, ataupun bebek terlalu kering, mungkin itu standartnya jadi tidak sesuai dengan lidahku. Sedangkan, Mas Bojo kan apa-apa suka yang tidak di goreng kering. Nah langkah yang tepat kalau sebelum pesan diberi catatan -jangan digoreng terlalu garing- ini versiku, tapi beberapa kerabat yang hadir juga mengatakan begitu sih. Nah kalau untuk harganya, menurutku sedikit pricy dari tempat lainnya. Tapi balik lagi, ada harga ada kualitas ya.

Percakapan dan guyonan kami tak lepas dari pemilu. Maklum, hot topic yang sedang dibicarakan warga Indonesia saat ini. Seperti yang kukatakan di awal jika masing-masing dari kami punya gacoan yang berbeda. Kami menanti siapa yang akan menjadi pemenangnya. Aku dan suami pun memiliki pandangan yang berbeda terkait para paslon yang maju di pemilu ini. 

Ada yang mengatakan jika, sebagian besar warga di tempat mereka tinggal memilih paslon nomer 2. Hal ini dikarenakan hasil dari kerja keras mereka cukup membanggakan, dan tak salah jika dipilih untuk memimpin Indonesia. Ada yang mengatakan jika paslon nomer 1 adalah gacoan mereka karena citra agamis yang melekat, kebijakan-kebijakan yang diangkat memang nyata dan perlu didukung. Sedangkan untuk nomer 3, pada dasarnya memang disukai masyarakat, namun karena diusung oleh partai tertentu, wicis nantinya akan disetir pula oleh yuno lah ya, who is she tanpa disebutkan namanya. Takutnya martabat seorang presiden akan jatuh di tangan ketum partai yang mengusungnya, seperti presiden saat ini. Sedih ya. Begitu kira-kira obrolan kami yang semakin seru. Namanya juga kumpul keluarga, jadi pasti ada aja yang dibahas, kebetulan momennya pas. Pada akhirnya, obrolan kami ditutup dengan foto bersama, Serba-serbi pemilu memang menarik untuk diamati.

Anyway, meskipun hasil quick count memperlihatkan kemenangan salah satu paslon dengan presentasi dominan. Tidak menutup kemungkinan hasil akhir bisa berbeda, karena rekapituasi masih terus dilakukan. Aku berharap siapapun nantinya, yang diamanahi menjadi pemimpin Indonesia baik itu pilihanmu, pilihanku, ataupun pilihan mereka. Semoga beliau-beliau ini makhluk ciptaan Allah yang konsisten dan amanah. Memperjuangkan kebaikan untuk Indonesia, mensejahterahkan, dan menjalankan janji-janji manis yang mereka gadang saat kampaye lalu. Have a good day!

 

Komentar

  1. wuiihhh asyik banget bisa kumpul-kumpul setelah nyoblos. Saya nggak ikut nyoblos kemaren, hahaha.
    Tapi berharap siapapun yang menang, semoga amanah, amin eh aamiin, hehehe.

    Btw, saya jadi ga bisa ikutan promo-promo jari ungu deh. Etapi kemaren juga lagi malas banget keluar-keluar sih.
    Padahal asyik ya kemaren, ga hujan

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahah iya mb rey, kebetulan momennya pas kumpul dan pas juga ada yang mau neraktir.
      Wah tim golput ya, its okay, diakui negara kok. Hehe rasanya saya juga pernah melewatkan 1 momen pencoblosan, tapi lupa itu tentang apa.

      Sebenarnya, ini yang paling diincar sih, promoannya, bukan yang lain. kwkwkw.
      Betul, pas coblosan ga hujan malah sumer hawanya, angin kagak ada, panas menyala-nyala. hahah

      Hapus
  2. Seruuu yaaa... Nyoblosss 😂 aku aja smpe yang 'Busettt ini gede banget wuoy kertasnyaaa smpe bawah-bawah... Mana mejanya cuma seupil. Wkwk 😂🤣"

    Jadi aku cuma fokus sama Presiden dan DPR saja. Yg lain jujur aku coblos di luar kertas. Hehe 🤣

    Kita samaan mba... Setelah nyoblos yg dicari diskonan.. haha 😂 ya ampunnn kalori nggak tahu masuk berapa hari itu karena aku jajan banyak banget 🤗...

    Semoga pemimpin yg terpilih nanti, bisa ttap amanah ya. Membawa Indonesia ke posisi yang lebih baik lagi 🤗.. innnn

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahah, begitu juga pikirku, kenapa uda berkali-kali pemilu ga ada upgrade di mejanya, malah kertasnya yang makin lebar ya mas. Haha.

      Aku cuma coba sekali sih diskonannya, karena emang udah kenyang banget makan di satu tempat. Haha, selebihnya cuma "ya .. ya .. yaa" gitulah, tanggal tua juga, kwkwk

      Hapus
  3. Saya punya 1 anak dan satu menantu yang kebetulan keduanya jadi ketua kpps di dua daerah berbeda. Menurut mereka, proses pelaksanaan pencoblosan dijaga ketat oleh petugas terkait. Tidak ada sedikit pun celah untuk berbuat curang. Gak tau juga kondisi ditempat lain.

    BalasHapus
    Balasan
    1. di tempat saya nyoblos juga begitu sih bu, ada juga sidak dari kelurahan beserta aparat kepolisian. Jadi kemungkinan untuk curang juga kecil. Nah kalau salah satu paslon bisa dinyatakan menang, berarti emang kampanye nya ngena di hati yang milih. heheh

      Hapus
  4. Tp pas waktu nyoblos di daerahku sih diguyur gerimis mbak... jd ya cuma nyoblos aja abis itu pulang deh...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hujannya ga rata ya mas, Mending gitu gerimis, ketimbang panas ga ada angin, malah gatel, sumuk. Belum lagi bau keringat kanan kiri yang mulai semerbak. Haha

      Hapus
  5. Abis coblosan aku sambung tidur lagi mba soalnya bbrp hari sebelumnya lembur closingan hahaha baru deh sorean cari makan pake promo diskon 😆 btw, tintanya agak lama ya hilangnya, klo aku sampe lebih dari seminggu lho. Coba aja diskonannya lebih lama, sesuai umur tintanya 🤣

    BalasHapus
    Balasan
    1. gpp mba, menuju jam 12 malam masih lama ya, masih bisalah istirahat bentar abis itu safari diskonan. Bener nih, aku juga, padahal ya abis nyelupin jari buru2 di lap tisu tapi ttp aja bekasnya masih ada. Kwkwkw aku pikir juga begitu, t&c mengikuti tinta. hehe

      Hapus
  6. Bukan pemilu pertama yang diikuti, tapi setiap pemilu dengan 5 lembar surat suara jadi masalah tersendiri. Tapi aku menyiasatinya dengan sudah mengetahui mau memilih siapa. Jadi tinggal cari partai dan nama calonnya. Jadi cukup cepat. Yang lebih lama itu pas buka dan tutup kertas suara. Jadi mesti sabar agar lipatannya sesuai.

    di hari pencoblosan, di tempatku hujan sejak subuh. Jadi banyak warga yang menunda keberangkatan mereka. Beberapa warga tetap berangkat ke tps dengan menggunakan payung. Hingga jam 8 hujan reda dan warga bersiap ke tps.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener sih mas, PR banget sama kertanya kek ga mau diperkecil gitu kah dan di buat simpel. Kenapa masih rumit, padahal ya 5 tahun sekali. hahaha. Beruntung masnya udah survey dulu, jadi ga lama-lama di blik suara.

      Emang hujannya ga rata ya, semesta ngasih kode katanya, kalau mau nyoblos entar aja, pas suasana syahdu dan ga buru-buru gitu kali ya.

      Hapus
  7. Saya datang ke TPS agak siang Mbak. Bukan malas, tapi dari pagi gerimis ga berhenti.
    Ah tapi sayang saya tak menggunakan efek jari bertinta nih Mbak.
    Saat ini kita masih menanti pengumuman resmi siapa pemenang nya...

    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya juga ga pagi-pagi banget sih Pak, karena emang banyak yang diurus, apalagi nyoblosnya di luar kota pula. Hehe, yang penting hak pilih udah digunakan yaa.
      Betul, penisirin juga dengan siapa pemenangnya, abis banyak banget berita yang nuasanya panas.

      Hapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Yang disayangkan dari pemilu kemarin, di RT saya itu banyak sekali suara tidak sah, karena saat mencoblos tidak mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh panitia, ada yang dibuat variasi love, ada juga yang semua calonnya dicoblos semua.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah .. kreatif yang salah tempat kayanya ya, Mas. Sayang sekali.

      Hapus
  10. Wah, lumayan tuh dapat diskon 10% meski gak sesuai dengan selera lidah :D Kalau bayar full price kan pasti agak kecewa ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. pengennya diskon 50% tapi susah bener nyarinya, kalau ada ya di luar kota lagi. Waah kwkwkw , jadi pake yang ada aja dan bisa muat untuk banyak orang. Kwkwkw

      Hapus
  11. sudah kelar pemilu dan udah ada hasilnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya nih mas, apakah gacoannya mas yang menang? hehe

      Hapus
  12. Saya baca saat sudah ada hasil pemilu. 😊

    Btw, ini pertama Kali saya ikut😃

    BalasHapus
    Balasan
    1. binggung gk mba, pertama kali ikut langsung dapt surat suara banyak. Hahah.

      Hapus
  13. Disini juga sama, dari pagi jam 8 sudah banyak warga yang antri mau nyoblos. Jadi aku pikir ntar dulu lah jam 10.

    Eh jam 10 malah tambah banyak. Akhirnya terpaksa ikut antri sampai selesai jam 11 kurang. Yang bikin bingung banyak caleg yang ga kenal, akhirnya asal coblos saja deh caleg nya.

    BalasHapus

Posting Komentar