Usia Katanya Just A Number Tapi Kenyataanya


Assalammualaikum pembaca budiman, selamat beraktivitas semua?. Selamat mengawali bulan Juli. Planning bulan lalu aman kan?. Jangan lupa, bulan ini di maintenance lagi, biar target terpenuhi. Hehe. Dan jangan lupa tetap berusaha untuk selalu sehat. IYA sehat adalah point penting dalam setiap tulisan ini. Sudah ngapain aja di separuh tahun ini,  ada yang bertambah? hehe

Seperti biasa, aktivitas harianku selain pegang spatula, pakaian kotor dan pritilan rumah lainnya. Adapula pegang leptop dan tentu saja sampingannya ya nulis, toh emang hobinya nulis. Hehe. By the way di antara kalian adakah yang usianya sudah kepala tiga? bagaimana rasanya, biasa-biasa aja kah, risau kah, sedih kah yang semacam gak rela gitu "kok tiba-tiba udah kepala tiga aja". Alasanku menanyakannya ya karena aku sekarang aku diposisi itu, Hehe. (Huaa menolak kenyataan yeorobun, Take a Deep Breath). 

Akhir tahun 2021 di bulan November usiaku sudah kepala tiga. Iya. Udah Tiga Puluh, it means tahun 2022 ini, aku menginjak usia Tiga puluh Satu (Insya allah, semoga Allah memberikan usia Panjang, bisa kakek nenek dengan suami dan anak cucu. Plus masuk surga sama-sama. Amiin paling serius yaaa (AMIIIIN)).

I know Age it just a Number, tapi gak bisa di pungkiri, dalam hati ini loh kok ya sedih. Sudah secepat itu waktu berlalu, tiba-tiba aja udah menginjak usia kepala Tiga. Dalam benakku banyak pertanyaan yang muncul “sudah dewasa kah aku?, sudah bijaksana kah aku?, sudahkah aku membahagiakan orang sekitarku, atau justru sebaliknya?, apakah yang aku lakukan saat ini bermanfaat, dan itu untuk siapa saja?”.  Semuanya menyeruak satu persatu dan bikin galau. Awww kenapa ini,  Istigfar Dian, ayoo istigfar astagfirullah.

Awalnya, aku tak begitu memikirkan. Ya menurutku ini hanya peralihan dari 29 ke 30. Sekali lagi  it just a number don’t worry about it, but in fact Ketika itu terjadi, perasaanku berubah. Ternyata usia 30 mempengaruhiku. Mikir banget ya, aku mengalami krisis percaya diri. Hehe. Itu terjadi ketika ucapan selamat ulang tahun yang datang padaku, ternyata aku sudah tua. Sudah sejauh mana aku bergerak, pencapaian apa saja yang telah aku lakukan, apa aja perubahan yang terjadi padaku sejauh ini, apakah semuanya berjalan baik-baik saja. Kenapa cepat sekali masa muda itu berlalu. Padahal aku sangat sadar, jika masa muda tidak pernah abadi. Akan ada masanya seseorang berkesempatan untuk merasakan tua dan dari transisi inilah semuanya dimulai, di usia 30. 

Aku masih belajar memaknai kehidupan, entah itu kehidupan bersosial ataupun kehidupan rumah tanggaku sendiri yang semuanya serba baru. Di samping itu aku beryukur, Allah masih mengkaruniakan aku usia sejauh ini untuk terus menyambung kasih bersama orang-orang yang aku cintai. bersama mereka aku dapat menikmati setiap jam, hari dan tahun bersama. Meskipun aku juga mengalami kehilangan, tentunya aku tetap bersyukur, karena aku diberikan kesempatan untuk bisa membersamai dan mempunyai kenangan indah bersama mereka.

Mengalami Fase baru dalam hidup

Usia 30 adalah fase baru dalam hidupku. Ada impian-impian yang harus aku tanggalkan menyesuaikan dengan keadaan. Pun ada hal-hal baru yang mulai aku susun kedepannya. Ketidakpastian yang sebelumnya aku tunggu-tunggu mulai aku relakan perlahan-lahan. Entah aku mulai mencoba memaknai yang aku genggam sekarang ataupun melepaskan yang harusnya dilepas. Memang tidak sesederhana itu, but its true, aku menyadari tetap menjadi manusia rata-rata di antara jutaan manusia di muka bumi ini yang sukses dengan karir, ekonomi, akedemik, bahkan karyanya yang di eluh-eluhkan manusia lainnya bukan lagi menjadi masalah untukku. Aku pun menyadari jika kapasitas setiap orang itu berbeda-beda begitu pula dengan jalan takdirnya.

Selain telah menikah, ehh btw menikah ini gak harus usia tertentu sih. Rasanya perlu di ralat nih, even kalian udah berusia yang kebanyakan orang mengatakan usia 30 adalah usia matang, kalau memang tidak ada keinginan menikah dan belum siap untuk menikah its up to you. Jangan kemakan doktrin ya, jika perempuan harusnya menikah di usia sekian, berkarir dan sukses ataupun mapan di usia sekian. Memiliki anak, rumah, kekayaan di usia sekian, kenapa semuanya harus diatur.

Pada kenyataanya, tidak semua orang yang mencapai usia kepala tiga bisa achived semua doktrin itu. Ada yang masih berdarah-darah membangun karirnya, masih struggle dengan studinya atau bahkan ada yang sibuk dengan menina bobokkan anak mereka. Kenapa tidak membiarkan semuanya sesuai dengan keinginan pribadi masing-masing. Kitalah yang menentukan jalan hidup kita sendiri. termasuk bahagia dengan cara yang menurut kiya oke. Bukankah tradisi dan sebuah “katanya” hanya akan memperberat langkah untuk maju. Its Sucks!. 

Aku percaya setiap orang memiliki garis hidup masing-masing. Aku menikah karena aku memang merasa pasanganku ini pas di hidup aku.  Dia mampu menyeimbangi kerandomanku, mampu meluluhkan hatiku, kita punya visi dan misi yang sama kearah yang lebih baik dan terlebih aku mencintainya. Bukan semata-mata karena usiaku sudah "matang" dan aku harus menikah. Bukan. Menurutku menikah untuk seumur hidup sekali, dan tentunya aku harus berhati-hati dengan siapa menghabiskan sisa umurku. Kebetulan aku menikahnya di bawah usia 30.  Kebetulan yang Allah susun dengan cara-Nya yang indah. Begitulah..

Masih Layak dianggap Muda

The truth is meskipun aku menginjak usia kepala tiga, disekelilingku tidak banyak yang menyadari sebelum aku menyebut usiaku sebenarnya. Beberapa orang menganggap jika usiaku masih terlalu muda berstatus sebagai istri. Ada nilai plusnya, tenyata aku masih layak jika dianggap sebagai muda mudi dilihat dari wajah dan gaya berbusana Hehe. Serius untuk lingkungan tempat tinggalku saat ini, mereka menganggap aku demikian. Mungkin karena perawakan  yang menolak tua dan mungkin juga karena belum ada tanggungan anak kali ya. Nah khusus untuk ini, aku percaya yang Maha Pemberi Rezeki tau kapan waktu yang tepat untuk aku menjadi seorang ibu. Tanpa membuat aku berkecil hati, Allah selalu mengajarkan aku untuk mengganggap bahkan hal lainnya yang aku nikmati juga sebuah rezeki. Apakah ini bentuk kedewasaan? entah yang jelas itu pemikiranku saat ini. 

Tentunya aku sangat berterima kasih untuk diriku. I wish di usia yang sudah tidak muda lagi, aku selalu ingat jika setiap keresahan dan kegelisahan di masa lampu dapat dikemas dengan baik tanpa menimbulkan sedikitpun dendam. Mampu berdiri di kaki sendiri dalam mengatur finansial, berolahraga rutin, rajin ber-skincare an sesuai dengan kebutuhan, Menjalani kehidupan dengan keluarga kecil yang saling sokong, saling mengerti dan saling mencintai sebagai kunci. Kuat dan tidak goyah dengan permasalah yang ada. Damai dengan apapun yang mengecewakan. Mampu menikmati hidup dengan sudut padang yang berbeda dari sebelumnya. Tetap waras meskipun dunia mampu membuatku gila. Memahami jika tak patut untuk membanding-banding kehidupan sendiri dengan orang lain. Sekali lagi, kita tak tau apa yang sebenarnya mereka rasakan sampai mereka di tahap seperti itu and yay! tetap bersyukur tanpa merendahkan yang lain. so, kesimpulannya even age just a number tapi tidak sepenuhnya angka, karena semakin banyaknya usia, semakin banyak pula pengalaman yang dialami dan menentukan bagaimana cara menyingkapi hidup, begitu kan ya?

Komentar

  1. Waaah mba nya masih muda 😄. Aku yg baruuuuu aja masuk kepala 4 THN ini, jadi merasa tua 🤣. Tapi buatku, udahlaaah, awal2 mah sedih kenapa umur makin bertambah, menolak tua ceritanya. Tapi dipikir, ya gimana caranya menolak usia ya kaaaan. Akhirnya jadi positif thinking utk lebih fokus ke perawatan wajah, lifestyle yg lebih sehat, jaga makanan, karena sebenernya wajah awet muda juga berasal dari cara hidup yg benar. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. oh ya mba? sehat-sehat terus yaa.. Emang peralihan angka ini mempengaruhi kadang-kadang. Hehe . Tapi insya allah sudah enggak, tinggal menjalaninya, merawatnya dan melakukan yang terbaik. Hehe

      Hapus

Posting Komentar