Memiliki Previlege Dalam Hidup

 

    source pic: Google.com 

Assalammualaikum pembaca budiman. Jumpa lagi … jumpa lagi dengan Dian di sini. Jadi seperti lagunya maissy yang di remake aja. kalian pada tau kan ya?. Hehe. Oh ya selamat merayakan idul qurban pembaca budiman, sudahkah dapat daging qurban?. Sudah dong ya, meskipun di beberapa daerah dilakukan di waktu yang berbeda. Tetap khusyuk kan buat jadi tim terdepan bagi-bagi daging kurban ? Hehe

Anyway beberapa waktu yang lalu aku tak sengaja melihat story IG teman lama yang meng-update sebuah artikel. Di sana menceritakan tentang temannya yang kini sukses menjadi salah satu hairstylist terkenal di Indonesia. Dia akui semua itu berkat sang kakak yang telah lebih dulu terjun menjadi MUA para artis tanah air. Yang kemudian membawanya untuk dikenalkan ke beberapa artis ibu kota, hingga kini memiliki langganan artis kenamaan. Bahkan hingga membuka kelas khusus untuk menjadi seorang barber. And then I realize that. its about privilege, right ?Yes it is. Dan menurutku, itu sah-sah saja. Terlebih lagi jika dia memiliki minat dan bakat di sana. Semakin lebar pula jalannya untuk mencapai tempat yang dituju.

Sekedar mengingatkan previlege diartikan sebagai hak istimewa yang didapat seseorang baik itu dari hubungan yang di bentuk ataupun hasil dari semesta alam yang tentunya menguntungkan seseorang untuk mencapai tujuannya tanpa proses yang berat.  

Aku percaya setiap orang  memiliki privilege masing-masing tentunya dengan porsi yang berbeda-beda. Ada yang sejak lahir sudah kaya karena bapak ibunya crazy rich sehingga tidak kesulitan untuk membeli ini itu dan kesana kemari. Ada juga karena dia memiliki hubungan dengan seseorang yang berpengaruh dan serba ada sehingga apa yang dia inginkan dikabulkan dengan segera, Hal itulah yang menjadikan titik start berbeda setiap orang. Seseorang yang hanya dari keluarga biasa-biasa saja dan tak punya koneksi dengan orang penting tentu perlu effort lebih untuk achieved apa yang dia inginkan.

Pernah dengar cerita Putri Tanjung – seorang pengusaha muda yang beberapa waktu yang lalu menjadi obyek ocehan netizen terkait dengan pernyataannya. Dia mengatakan pernah rugi mencapai 800 juta, lalu melakukan aksi mogok kerja dan berdiam diri di kamar 2 hingga 3 hari. Mungkin bagi yang mengetahui background Putri Tanjung, mereka hanya mengganggap itu hal yang biasa, karena dia bisa bangkit dengan mudah dibantu oleh ayahnya yang notabene seorang pengusaha terkenal di Indonesia. Sedikit banyak, tentu  sang ayah “Si Anak Singkong” ikut andil dalam hal memberikan dukungan moril dan materil kepada Putri Tanjung dalam menyesaikan problematika yang ia alami. Sebuah previlege menjadi anak seorang pengusaha kan?. Lain lagi jika yang mengalami adalah orang yang merintis usahanya sendiri dari awal bermodalkan doa dan tabungan seadanya. Kalian bisa bayangkan sendiri betapa stress dan tertekannya jika mengalami kerugian sebesar itu. Bukan begitu yeorobun?

Dulu, aku kerap sekali membanding-bandingkan diri sendiri dengan apa yang orang lain miliki. Jika aku harus melalui banyak hal  seperti rasa cemas,  rasa marah, rasa kecewa bahkan harus terseok, sesekali gagal dan harus mencoba kembali dari nol untuk mencapai apa yang aku inginkan. Berbeda dengan mereka yang mudah mendapatkannya tanpa bersusah payah berkat privilege yang mereka genggam sedari lahir. Saat itu, cemburuku berlebih hanya karena aku tak seberuntung mereka. Namun, pada akhirnya aku ditampar dengan keadaan yang membuatku lebih berserah dan menerima jika jalan setiap orang berbeda-beda. Toh sisi baiknya, setelah aku mengalami kesulitan-kesulitan itu, aku jadi lebih bisa mengeksplor diri dengan bilang “oh gini ya prosesnya, ternyata aku mampu”.

Lalu apakah ini sebuah keresahan sehingga harus  dibahas dan dijadikan konten blog tercinta ini? Haha Big NO! ya. Bukan keresahan yang berarti kok Just share what Previlege is. Kita tidak pernah bisa memilih privilege apa yang akan menempel di diri sedari lahir. Sebuah keuntungan yang dapat kita manfaatkan di waktu dan situasi yang tepat. Previlege juga bukan hal yang harus di pandang negatif, karena tidak semuanya hanya berdasarkan privilege tetapi juga tekad dan usaha keras. emang ada yang memandang previlege  negatif? tentu saja ada. Tapi aku tak akan membahas yang negatf-negatifnya sekarang. Hehe 

Previlegeku : Aku anak seorang montir motor

Seperti yang aku katakan tadi, setiap orang memiliki previlage dalam hidupnya. Lalu apakah aku juga memiliki privilege? Sure. I Have a lot, masih memper-memper dengan cerita Putri Tanjung.  Sebuah privilege yang aku miliki sejak aku lahir. Hehe. Aku miliki bapak yang bekerja di bengkel lebih dari 30 tahun. Klaim dari banyak orang menyebutkan, jika bapakku adalah masternya untuk membenahi segala jenis sepeda motor. Minat bapak dengan motor gak main-main. Pengaruhnya di aku?. Ketika kendaraan yang aku gunakan mengalami kendala, aku tak perlu repot-repot mengeluarkan uang untuk ke bengkel karena bapak mampu membenahinya dengan cermat. Ketika aku berencana untuk membuka bengkel, tentunya secara pengalaman hal ini tidak sulit, karena bapak bisa berbagi ilmunya untuk memberikan arahan, tanpa aku harus meraba-raba mana yang perlu disiapkan terlebih dahulu.

Previlege selanjutnya, ketika aku menjadi blogger dan beberapa orang men-notice ini. Aku sering diminta membuat copy writer brand untuk endorse IG oleh teman kantor. Pernah juga diminta untuk menjadi editor buletin kantor  dengan bayaran makan siang, lumayan kan even privilege is not talk about money.  Tapi itu menjadi sebuah kebanggaan, karena mereka mengakui kemampuanku dalam bidang tulis menulis.

Move forward, semenjak menikah beberapa orang mengatakan jika aku menikah dengan orang yang tepat, sehingga kehidupanku terjamin dan aman tidak kekurangan sesuatu pun. Bahkan ketika aku memutuskan menjadi ibu rumah tangga dan mengurus kondisi rumah, suami full support. Tidak menuntutku harus ,a ,b c ,d. meskipun kini aku akhirnya menjadi pekerja WFH (work From Home) dengan keinginan sendiri karena rasa jenuh. Ditambah lagi suami bukan perokok, bukan pula seorang yang hobi bermain games yang tak tau waktu ataupun yang doyan kongkow dengan teman-temannya sampai subuh. Bukankah itu juga bisa dikatakan privilege. Keuntungan yang aku bangun dengan memiliki suami yang memiliki sepemahaman yang sama denganku, menciptakan keluarga yang harmonis.

Nah pembaca budiman, semoga tulisan ini menginspirasi kalian dan lebih luwes lagi mendefinisikan privilege yaa. Hal itu dapat kalian mulai dari lingkup terdekat kalian.

Komentar

  1. Bener mba. Setiap hal kecil yg sebenernya sangat beneficial buat kita, ya bisa disebut dengan privilege . Sekarang tergantung orangnya mau memanfaatkan bagaimana privilege yg dia dapat. Mau sekaya keluarga Hartono sekalipun, tapi kalo ga bisa memanfaatkan apa yg dipunya, sama aja bohong.

    Aku pun bukan dari keluarga kaya raya, tapi juga bukan yg susah. Beberapa kali kesulitan ketika bekerja, tapi aku jadiin aja itu semua pelajaran buat bisa bangkit dan maju. Si anak singkong pun awalnya dari orang susah, tapi terbukti dia bisa sukses dan memberikan banyak privilege ke anak2nya 😄. Itu juga yg aku mau. Sehingga anak2ku nantinya bisa lebih mudah lah dalam hidup

    BalasHapus
  2. jadi gak harus benefit yang wah ya mba.. Anak kita mendapatkan pendidikan yang layak juga sebuah benefit.

    BalasHapus

Posting Komentar