Di Rumah Aja

Genderang tagar #DirumahAja sudah berjalan kurang lebih 3 bulan lamanya di Indonesia. Sejak ada pandemik, tak kurang-kurang masyarakat yang amat perduli dengan kesehatan menyuarakan di sosial media untuk stay #dirumahaja jika tidak ada kepentingan mendesak. Kalau pun bepergian dianjurkan menggunakan protokoler yang telah ditentukan. Tetap menjaga jarak, memakai masker dan tidak berjabat tangan. Dalih berharap ingin pulih,  kita justru di suguhi hal mengerikan. Berita tentang kasus positif semakin meningkat tajam. Dalam satu hari tembus 1000 orang yang terpapar.

Di tambah lagi akhir-akhir ini berita semakin aneh-aneh saja. Katanya mall di buka dan berbondong-bondong orang datang menyambangi hanya untuk berbelanja baju lebaran. Katanya mudik tidak di perkenankan, tapi pulang kampung dipersilahkan. Katanya trasnportasi udara di izinkan beroperasi, Ratusan masyarakat kemudian mengantri bersesak-sesakan untuk dapat tiket penerbangan. Ahh.. sungguh aneh. Entah siapa yang bebal, mereka yang berkeliaran karena bosan dan butuh bantuan, ataukah pemerintah yang lamban menekan penyebaran. Meminta untuk stay di rumah, namun tak dipertegas dengan aturan yang jelas. Masih banyak ditemui orang lalu lalang, bahkan berkumpul tertawa riang di pinggir jalan. Penanganan yang tidak maksimal seperti ini membuat orang sudah berjuang mati-matian bergidik ngeri ketakutan saja. Virus tak hilang, tapi malah menyebar. 

Miris! sebagian sedang berjuang untuk pandemik berlalu dengan mengorbankan waktu, hobi bahkan pekerjaan. Sedangkan sebagian lagi begitu apatis dengan mementingkan ego masing-masing, masih keluyuran sana-sini dan berdalih mati itu emang sudah takdir. Jika ingin sengsara. Sendirianlah jangan susahkan yang lainnya. Bangunkan empatimu, bangunkan hati nuranimu. Lihatlah tim kesehatan yang kelabakan merawat pasien di garda terdepan sana. Bahkan diri mereka pun bisa terancam, akibat ke egoisan kalian. Tolong, tolong di rumah aja! Buat kalian yang masih keluyuran. Sadar, tolong sadar bencana ini belum memiliki penanganan yang signifikan. Bantu juga mereka untuk segera pulang. Mereka juga punya keluarga seperti kalian. 

Kesal memang!. Berupaya agar pademik berakhir, nyatanya tak diimbangi dengan langkah-langkah riil. Aku bagian dari masyarakat yang hampir sebulan berdiam #dirumahaja, kecuali jika ada hal atau keperluan mendesak baru keluar rumah tapi tetap jaga jarak. Pekerjaanku juga di rumahkan, lebih tepatnya aku bekerja dari rumah. Mengikuti anjuran pemerintah tentu adalah hal baik. Aku hanya ingin bumi cepat sembuh dengan berusaha semampuku. Bumi kembalilah normal seperti sedia kala,  seperti tidak ada apa-apa.

Aku tahu ini sangat sulit. Dampaknya pun pada ekonomi yang merosot tajam. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, pun butuh bantuan sandang pangan. Tapi virus kasat mata ini sangat menakutkan. Kematian tidak bisa ditorerir jika kita lengah. Tolong pertimbangkan sebelum melakukan sesuatu. Nasib buruk juga bisa menghantui sekitaranmu. Dan buat kalian yang memang masih #dirumahaja. Terima kasih kalian kuat menahan rindu untuk tidak kongkow jamaah dan tak bepergian kemana-mana dulu. Tetap stay #dirumahaja, untuk kesehatan diri sendiri beserta keluarga ya..

Komentar