Kamu pasti pernah
dikecewakan dengan orang yang tak pernah kamu sangka. Kamu pasti pernah dibuat
menangis dengan orang yang kamu kira baik hatinya. Kamu pasti pernah
mengunci diri di kamar dan tak membiarkan orang lain mengerti sedihmu. Bukan
karena kamu malu, tapi karena kamu butuh waktu sendiri untuk terima kesakitan
itu. Membenci diri sendiri karena tak berdaya berbuat semestinya meski rindu
juga menggebu di kepala.(souce: pinterest.com)
Kadang hidup memang
harus dicumbu gelisah bahkan sampai menderita. Melalui kesulitan untuk terima
kenyataan kemudian mengikhlaskan. Tak ada yang mudah mengatakan rela jika yang
kita lepaskan adalah sesuatu yang berharga. Namun, tak ada cara yang lebih
mudah selain menerima. Sebab, dengan begitu kita akan sadar segala yang ada di
sisi sifatnya sementara. Tenanglah, kita semua pernah mengalami yang namanya
terluka. Berada di kondisi yang tak pernah kita harapkan ada.
Beberapa waktu yang
lalu aku seperti itu. Apa yang kumiliki tiba-tiba melayang, pergi menjauh
seperti terbawa angin topan. Duniaku terbalik dalam hitungan detik. Aku mencoba
menguatkan diri, kembali mengumpulkan pemikiran dan usaha terbaikku jika tak
ada yang benar-benar tinggal, setiap datang akan diiringi dengan pulang. Tapi
tetap saja, aku meluruh dengan kehilangan. Aku menangis sejadi-jadinya karena
usaha relaku gagal tak tersisa. Kehilangan begitu menyesakkan hingga aku sulit
untuk bernafas. Saat itu aku merasa aku sudah berada di titik terbawah dalam
hidup. Tak ada yang berjalan sesuai kehendakku. Kupikir hidupku sungguh-sungguh
memilukan dan aku tak kuat untuk berdiri tegap. Bahkan untuk menyemangati diri
sendirian aku tak mampu.
Meski begitu, logika kembali walau butuh waktu yang tak sebentar. Sadar jika apa yang aku genggam sampai kepayahan kini harus kulepaskan. Itu saran yang kubisikan lirih ketika mataku bertemu dengan diriku sendiri didepan cermin. Aku yakin akan ada pelangi setelah rintik hujan berhenti. Langit mendung akan indah dengan hiasan beberapa garis warna-warni yang membuat mata kita terpesona. Aku memang butuh seseorang, namun sebelum itu yang perlu kulakukan adalah melewati ini sendirian dengan hati yang tak memikul beban. Aku tak boleh berhenti untuk menuju hal baru yang telah menungguku di ujung sana. Aku harus terus hidup untuk memperjuangkan apa yang kumiliki saat ini, tak boleh menyerah hanya karena pernah kalah dan tumpah airmata.
Komentar
Posting Komentar