Apa Yang Harus Aku Lakukan Pada Fansku


Heloo, kok ya topic ini cukup ngebuat mikir keras what should i do with my fans. Aku ini siapa sih kok ya harus ada kata fans yang menyertai. Oke! Kita samakan persepsi, mulai sekarang i called they are fans IF THAT ONE always curios about my life, start from ujung kepala sampai ujung kaki. Apapun tentang aku yang membuat mereka ingin tahu lebih, entah untuk dicela ataupun di puji. Netizen berkedok fans lebih tepatnya. Entah angin apa yang ngebuat aku ingin mencetuskan tentang cara  menghadapi orang yang berciri-ciri seperti itu – Fans-. Rasanya geli aja gitu sebutnya, dirinya adalah orang yang teramat mengagumi kita sampai hal kecil.

I know that i’m someone who means for someone else. Sehingga apa-apa atau tingkah laluku selalu menarik untuk diketahui kemudian di buat bahan entah itu omong-omongan ataupun panutan. Kali  ahh panutan kayak hidup sudah baek-baek aja. Tapi ya alhamdulillah kalau memang benar-benar ada jadi panutan. Setidaknya hidupku ini bisa jadi gambaran dari seseorang untuk bisa di tiru. Tapi disini, aku akan akan anggep jika “fans” adalah orang yang notabene selalu punya alasan buat kritik tentang kehidupanku. Notif ya, keritik yang larinya ke hal-hal yang gak pernah dia terima tentangku.

Akan selalu saja ada seseorang yang ingin mengomentari kita baik dari cara berpakaian, berprilaku, berlenggang ataupun cara kita tidur sekali pun. Selama kita hidup, kita gak akan lepas dari yang namanya “fans”. Mungkin karena pemikiran seperti itu, jadi aku masih bisa slow kalau ada seseorang yang kepo tentang kehidupan yang sedang aku jalani sampai saat ini. Bakalan ada orang yang teramat sangat ingin tahu tentang kita, baik yang sengaja kita nampakan atau sampai hal yang sudah kututup rapat tapi masih aja ketahuan juga, hukum alam gak sih ini namanya? , So Ottoke?  

Fiuuuhhh......

Kerap kali aku dapat fans yang sampai pada tahap yang dia memeluk dengan sangat erat, menjadi pendengar yang baik, sesekali saran dia share dengan nada perduli dan aku pun dengan polos percaya .Lalu berpikir “kok ada sih orang baik macam ini” eh gak lama setelah itu tiba-tiba pergi dengan banyak drama yang di suguhkan. Gedek banget kan yaa. Tapi mau gimana lagi itulah karakter seorang “fans” yang sangat natural bangkeknya.

Jadinya cara yang aku lakukan untuk menghadapi orang seperti itu adalah cukup doakan umurnya panjang biar ada kesempatan buat dirinya tobat, buat bisa perbaiki kelakukannya (Gak beneran jahat kan akoe ?). Lanjut, lain lagi dengan orang yang gak ngerti apa-apa tapi ikut berkomentar dengan pedasnya macam lombok ijo yang ranum dan pas banget di kunyah sama tahu isi, so Push away apapun omongannya gak usah di pikir sampai sedemikian rupa, karena yang paham kita adalah diri kita sendiri. 

 

Komentar