Masa Lalumu

Berbicara perihal masa lalu dan tentang lukamu di masa itu, sebenarnya aku tak begitu perduli. Aku yakin kalau aku bisa mengobati karena aku adalah masa depanmu yang menjadi penyembuh. Asalkan kau tak melibatkan masa lalumu ketika bersamaku, lalu kau mulai membanding bandingkan dan akhirnya kau mengatakan jika aku tak bisa seperti dia.

Aku tak akan pernah menjadi dia, bahkan aku tak mau. Tolong bedakan. Aku dan dia adalah dua orang berbeda. Dia mencintaimu lalu dia membuatmu terluka dan kau ditelantarkan entah dengan sebab apa, tapi tidak dengan aku. Aku mencintaimu dan ingin bersama denganmu selalu. Aku memilihmu karena aku percaya, kau orang yang tepat untukku.

Kupikir, saat kau memulai suatu hubungan yang baru denganku. Kau telah melupakan masa lalumu. Pun demikian juga dengan aku. Bagiku, masa laluku tak ada hubungannya dengan apa yang aku jalani bersamamu saat ini. Dia adalah dia dan kau adalah kau, seseorang yang kurencakan kedepannya.

Sayangnya aku salah, kau tak secepat yang aku kira. Kau masih saja berusaha membangunkan masa lalumu saat bersamaku. Padahal aku sudah bersusah payah untuk meninabobokannya. Kau tak selihai ucapanmu di awal yang ingin mencoba mencintai kurangku, menyanjung lebihku dan berjuang bersamaku meraih tujuan kita- Bahagia dengan bersama. Kau masih tetap sama, bergelut dengan dia yang kau cintai di dasar hatimu sana. Dan aku terlanjur terluka.

Sebelumnya aku tak masalah jika sifatmu yang begitu keras kepala menuntut aku untuk menjadi seperti yang kau mau, karena aku percaya arahanmu adalah membenahiku untuk menjadi lebih baik versimu.  Jika cinta itu saling menerima. Tentu aku menerimamu dengan segala hal yang melekat padamu termasuk dengan masa lalu yang menyeramkan itu. Tapi bukan berarti kau bertindak semena-mena. Jika cinta saling menguatkan, seharusnya kau bisa berujar jika aku harus sabar menghadapi tingkahmu yang kekanakan, bukan justru memperlebar kerusuhan.

Di kepalaku, aku masih ingat jelas, pertengkaran pertama kita dengan perkara sederhana dan tentu aku memilih mengalah. Namun, berbeda dengan saat ini. Sejak aku tau dia masih ada di kepala dan hatimu. Itu sudah cukup membuatku muak dengan semuanya. Tentang hubungan kita yang kau namai percaya dan mencoba. Maaf kesempatanmu untuk bersamaku sudah tak ada lagi. Aku tak mau terluka dan terus salah sangkah, jika cintamu tak sepenuhnya dan bahagia yang kau berikan juga cuma setengah.  

Komentar

  1. Kurang menyentuh sedikit lagi,bkin sampe yg baca pengen nangis terharu gt bebs

    BalasHapus
    Balasan
    1. Jangan gampang buang airmata sembarangan kak. Heheh

      Hapus

Posting Komentar