Ps : Selamat Malam minggu semuanya,
part 13 of Tentang Arashi sudah bisa dibaca, dinikmati, sesekali dimarahi juga
tak apa-apa .:)
Hari yang ditunggu telah tiba, this
is prom night. Perayaan terakhir para siswa sebelum meninggalkan statusnya
sebagai pelajar SMA. Siswa-siswi salah satunya akan menjadi Raja dan Ratu
malam ini secara acak. Berdasarkan keputusan juri alias para guru, berdasarkan peforma serta kontribusi apa saja yang dilakukan selama 3 tahun di sekolah. Serta
sebagian dari voting dari masing-masing siswa terhadap kandidat terpilih dan aku menjadi salah satu kandidatnya berkat kejahilan teman-teman sekelas yang mewajibkan setiap kelas harus memiliki perwakilan. Tentunya, semua siswa ingin memberikan penampilan
terbaik tak terkecuali aku, meskipun apa yang kulakukan untuk sekolah tak banyak, bahkan tidak ada. Sejujurnya aku bukan siswa yang aktif di sekolah. Mengikuti lomba debat antar sekolah itupun tak sengaja menggantikan
Kanaya yang asmanya tiba-tiba kambuh dan mengharus dia dirawat dirumah sakit.
Awalnya sekolah tak percaya jika aku bisa ikut lomba debat, tapi Kanaya menyakinkan sekolah dengan mengatakan jika debat merupakan keahlianku. Effort Kanaya untuk memasukkanku ke lomba debat perlu di acungi jempol. Dia mengumpamakan jika aku adalah mutiara yang terletak dalam cangkang kerang yang bersembunyi di dasar laut yang menjadi incaran para nelayan. Lucu kan?. Berkat ketidaksengajaannya itu, akhirnya berbuah manis. Pak Bastian yang menjadi wali kelasku waktu itu percaya. Terima kasih Kanaya, berkatmu sekolah mengakui kepintaranku. Sayangnya hanya bisa membawa sekolah menjadi juara 3, meskipun begitu aku patut di banggakan kan?. Hehe. Sejak saat itu untuk lomba debat, beberapa kali aku di ikut sertakan,
***
Sejak pagi aku masih sibuk sendiri
di dalam kamar, memilah-milah baju mana yang akan ku kenakan. Aku tak mau tampil biasa-biasa aja, ini pesta sekolah terakhir yang aku datangi, jadi aku harus tampil cetar mengalahkan jambul khatulistiwa Syahrini. Aku mengobrak abrik isi lemari dan beberapa baju tercecer di lantai. tiba-tiba Bunda masuk dan memberikan omelannya.
“Bintang apa-apaan sih ini, kok kayak
gini kalau ambil baju”
“Bintang binggung, Bun. mau pakek baju
yang mana. Baju bintang semuanya jelek” kesalku yang masih fokus menatap
baju yang tergantung di lemari.
“baju kamu ada banyak, gak mungkin
semuanya jelek”
Mendengar ucapan bunda, aku kembali menatap baju yang ternyata sudah memenuhi ranjang dan lantai. Aku merebahkan diri di atas ranjang tepatnya di antara tumpukan baju-baju.
“Bintang gak punya baju yang cocok buat
malam ini, Bun”
“kamu itu aneh-aneh aja, semua baju
pesta kamu itu bagus-bagus mana ada yang gak bagus” bunda mengelus pelan rambutku, lalu memaksaku untuk duduk dan membantu memilihkan baju pesta
“itu bukan karena acaranya deh, tapi
kamu ingin tampil memukau kan?” Ucapan Bunda membuatku menyeringai
Bunda berdiri dan mengajakku di depan kaca Oke ini semacam sugesti kali ya “kamu itu pakai apapun cantik, Sayang, sini biar bunda pilihin
bajunya. Percaya sama bunda kalau kamu pakai apapun, Aras pasti suka”
Kok bawa-bawa Aras sih, kan yang special ini acaranya, bukan Arasnya. Tapi aku tak ambil pusing, Bunda membantuku memilah-milah dres yang tercecer "lets see, mana yang cocok untuk bunda. Kamu bisa pakai in". Bunda memberikan dress panjang berwarna pastel yang dilapisi brukat dengan warna senada. Sedangkan lengannya sebatas siku dengan renda berlapis 3 diujungnya dengan manik putih bak berlian. Oke bagus. Kenapa tadi tampak biasa-biasa aja ya tapi wait. Ini kebesaran kan..
“Bintang gak pede deh bun. Inikan kado dari kak Tyas tahun lalu dan kebesaran kan” sahutku
“kan kebesarannya tahun lalu, mungkin sekarang pas. Dicoba aja gih” perintah Bunda. Dengan wajah pasrah aku menerima baju itu dan segera berlari ke kamar mandi. Apa iya bunda pengen aku pakai daster ke Prom night gak lucu ah.
Setelah aku coba dress itu, tenyata betul sedikit kebesaran, tapi ... tapi kok cantik. Haha “Bunda.. rasanya bajunya kebesaran deh” teriakku yang sebenarnya di barengi dengan senyum-senyum lucu.
“sini keluar bunda mau lihat"
Aku buru-buru keluar dari kamar mandi, dan perlahan keluar menghampiri bunda yang sibuk merapikan bajuku. Emang the best kok bundaku ini. “lihatkan bun ini kebesaran sedkit, hehe" ucapku malu-malu. Sedangkan bunda tersenyum sumringah, di kira ini wayang apa ya. "bunda gimana? ganti aja ya?" pintaku. Bunda sibuk melihatku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Reaksinya tampak tak biasa bahkan kaget melihat anaknya mengenakan baju dewasa yang sudah cocok untuk di pakai resepsi nikahan ini. Loh kok arahnya kesini
“mana sih yang kebesaran, cocok gini loh, udah pakai ini cantik” Bunda meyakinkan “Sudah pakai ini aja, selain lebih sopan kamu kelihatan lebih anggun, Bintang!” paksa Mama
***
Aras sudah ada diruang
tamu rumah Bintang ditemani ayah. Terdengar dari gelak tawa ayah yang terdengar sampai kamar. Sedangkan aku masih menunggu bunda memoles wajahku dengan tangan ajaibnya
“Ini terlalu tebal bunda” protesku yang risih ketika bundanya, akan meletakkkan warna pink sebagai blush on di pipi
“enggak, percaya deh sama bunda. Ini
itu warna natural” balasnya dengan terus mengayunkan tuas di pipi ke kanan dan kiri. Enak nih bunda bisa melukis wajah anaknya sesuka hati.
“kalau natural itu berarti gak
pake make up bunda” bantahku berkali-kali memainkan
jemarinya ketika bunda masih sibuk dengan mengotak-atik kotak eyeshadow di tangannya
“Bintang diem deh! Bunda lagi make
up-in kamu. kalau kamu protes mulu malah gak cantik jadinya” Tegur bunda yang membuat aku langsung kicep. Iya takut muka malah gak cantik, mirip lenong iya.
“Oke selesai!”
Bunda melangkah mundur dan aku mulai membuka mata untuk menatap wajahku di cermin. “ini gak menor kan. Bun?” aku memastikan lagi, aku seperti tak mengenai wajahku sendiri. Haha cantik banget. eh kok aku memuji diriku sendiri lagi ya.
“enggak sayang. Kamu udah cantik kok” sanggah bunda
"are you ready?" tanya bunda, dan ku balas dengan anggukan
aku menuruni satu persatu anak
tangga, menuju ruang tamu tempat dimana Aras sudah menunggu
“Aras” Sapaku dari balik tembok sebelum bertemu wajah seseorang yang membuat hariku berwarna kini. Aras menoleh. Aku bisa melihat respon pertamanya betapa ia terkejut ketika melihatku. kenapa dia enggak ngomong sekata pun ya ketika ku panggil. Kok diem bae seperti patung. Aku menuju kearasnsya sepatu high heels setinggi 5 cm membuat serasi.
“Aras!!” Tegurku dan membuyarkan lamunanya
“kamu cantik!” ucap Aras tergagap.
" aku cantik dari dulu kali, masa iya sekarang aja" protesku
"oke, cantik dan hari ini lebih cantik dari biasanya" Aras meralat ucapannya
“sudah berangkat sana, hati-hati ya” pesan Ayah pada kami.
“boleh pulang malam kan, yah? Kan acara
sekolah dan juga acaranya dimulai jam 7 malam, palingan ya molor sampai 8” rengekku. Gak mungkin kan ya,acara jam belum keluar pulang. Terakhir nih sebagai anak SMA.
Ayah mengangkat kedua alisnya. kali aja mikir anaknya ini udah bisa nawar jam kencan. Haha
“gak lebih dari jam 11, selesai gak
selesai harus pulang” Pinta Ayah
Aku menyinggungkan senyum, Sebuah kecupan manis aku daratkan di pipi ayah. " thank you ayah, aku jalan dulu " Aku melenggang bersama Aras yang membantuku berjalan menuju mobilnya.
***
Suasana di sekolah SMAN70 sangat riuh dengan dentuman musik up beat. Para siswa yang sebagian kelas 3 sudah berkumpul aula. Untuk siswa pria mengenakan setelan jas seperti yang Aras kenakan saat ini sedangkan siswa perempuan mengenakan dress yang menampilkan wajah cantik mereka, nah ini nih namany prom night.
Aku dan Aras memang sudah jadian, berkat itu pula tatapan dari para siswa disini nyiksa banget. Aras tetap menggenggam tanganku, sejujurnya aku tak nyaman berada di sampingnya saat ini.
“Bintang, you’re my princess now,
don’t be scared no body wiill hurt you, okay!. They looking you because your
are beautiful to night. I got your back”. ucap Aras menguatkan
aku mengangguk meskipun sebetulnya
tak percaya seratus persen dengan ucapannya. Ya kali kamu di sampingku sepanjang acara, lu ke toilet gue di hajar massa gimana. Jantung masih berdebar tak
santai dengan tatapan mata yang diberikan teman-teman suek ini.
Kami memutuskan untuk menikmati musik di dekat booth mini yang menjual minuman ringan sebelum acara dimulai. Tak lama setelah itu MC sudah memberikan beberapa sambutan pembuka untuk acara
malam ini.
“Dika..” Sapa Egi teman sekelah Aras. Mereka melakukan tos ala-ala gengs gitulah, aku sendiri tak paham. Malahan seperti tepok pok ame-ame belalang kupu-kupu. hehe
“lo biasanya
kemana-mana bawa si bawel, kok tumben ke sini bawa cewek cantik?” Pertanyaan Egi
membuat mataku terbelalak. Dia gak sadar apa kalau yang doski omongin ada di sebelahnya. Kurang ajar. Eh tunggu dia bilang " bawa cewek cantik" aku dong?, tapi kok..
“lah ini kan cewek gue, Bintang” jawab
Aras dengan memukul pundak Egi.
“masa’?, kok jadi cantik gini” Egi
menyeringai tak percaya
“bacot tolong dijaga plis!” Ucapku kesal dan memukulnya dengan tas yang aku bawa
“nah.. gue yakin sekarang kalau ini
Bintang!” Egi tertawa senang. Aras dan Egi terlibat percakapan tentang kelasnya. Mataku memutar mencari sekeliling untuk menemukan
Kanaya. Begitu tau posisi Kanaya yang saat ini bersama Faisal. Aku pamit ke Aras dan menghampiri Kanaya.
“aku ke Kanaya ya”
“iyaa, ntar aku nyusul”
“hei kunti!!” sapaku yang menepuk
pundak Kanaya
Gadis berambut hitam legam itu reflek
menoleh, lalu memberikan pelukan hangat, “Bintang!” melihat penampilanku dari ujung rambut sampai ujung
kaki, Kanaya bersiul “cakep banget, tumben!, gue sampai gak kenal Bintang yang
kumel” godanya
“Sialan,” Gerutuku lalu di barengi dengan senyum senang. Akhirnya ada temannya juga di sini.
“Bintang, lo cantik hari ini!” puji
seseorang disamping Kanaya yakni Faisal, pujian itu membuat Kanaya cemberut
tiba-tiba “tapi gak lebih cantik dari Kanaya” lanjutnya yang membuat Kanaya
tersenyum malu
“ya ya ya, terserah kalian ajalah”
balas Bintang jengah yang dibarengi tawa Kanaya.
“jadi udah resmi nih?” tanyaku penasaran, Kanaya yang mendengar itu menggeleng kuat. "udah dong, kok gue gak di akui sih" protes faisal
"ke sini sama Dika kan?” tanya Faisal mengalihkan perhatian dan memutar pandangan mencari keberadaan Aras. Aku menunjuk ke arah Aras.
“dia ganteng ya, kalau pakai jas kayak
gitu” Seluruhku dengan mengulum senyum melihat penampilan Aras malam ini.
“ya ya ya, yang lagi kasmaran semuanya
bener dah” sahut Kanaya. Mereka berdua tak hentinya memberikan gurauan yang menjurus pada
pasangan masing-masing. Hingga percakapan mereka terganggu dengan kehadiran
wanita yang muncul tiba-tiba
“lo liat apa yang terjadi dengan lo nanti" ancam Tia yang membuat Kanaya ingin segera menyiramnya dengan minuman yang dia pegang, beruntung ditahan oleh Faisal " udah, gak usah di hiraukan, caper aja dia"
“mending lo pergi, jangan buat rusuh di sini, mata gue sepet” Aku menanggapi ocahan Tia dengan santai, karena aku sudah menang, jadi aku tak perlu khawatir lagi dengan keberadaan Tia
“Lo tunggu aja!!” ucap Tia kemudian berlalu pergi tak ketinggalan senyum sinisnya ia
tunjukkan. Gila itu cewek, jahat banget jadi orang. Kenapa gak terima takdir aja sih kalau Aras sudah jatuh klepek-klepek sama gue.
“Bintang” Sapa seseorang lainnya.
Aku, kanaya dan Faisal menoleh
kesumber suara tersebut, ternyata ada Gito yang muncul dari arah berlawanan dengan kami. Tampilannya hari ini tentu berbeda dari biasanya. Dia nampak tampan dengan jas
dan inner berwarna putih dipadukan celana berwarna senada dan sepatu pantovel
berwarna hitam mengkilap
“ya?”
“Kamu cantik malam ini” ucapnya dengan
menyunggingkan senyum menawan. Aku baru saja sadar jika penampilan Gito tak
seburuk biasanya. Jika dia tidak ingat Aras mungkin dia akan memilih laki-laki
yang ada didepannya saat ini. Sayangnya, terlalu banyak wanita yang pernah
nemplok padanya hingga Bintang tak pernah merespon apapun perhatian Gito.
Takutnya, Bintang jadi korban kebiadapan Gito yang banyak membuat
perempuan-perempuan patah hati gara-gara di tinggal lari setelah di tiduri. Iya gitu kali.
“Terima kasih" balasku cepat.
“permisi. Lo ngapain di sini sama cewek
gue?” ucap Aras ketus yang tiba-tiba muncul lalu melingkarkan tangannya ke pundakku. Secara otomatis
menggeser posisi Gito yang dekat dengan denganku. Aku yang merakan suasana panas ini hanya menghela nafas panjang. baru saja selesai dengan Lampir sekarang drama lagi. Bodoh amat ah
“santai Bro!, gue mau nyapa teman gue
doang” ucapnya "aku pergi ya , Bi" lalu melenggang pergi. Aku hanya membalasnya dengan anggukkan lalu menoleh ke arah Aras. " udah pergi itu, ini tangan bawa minggir"
“eciee cembokur” goda Kanaya
“Dika lo kalau cemburu jelek banget yaa” Faisal menimpali
"oh jadi kamu masih cemburu sama
Gito?" godaku dan dibalas dengan lirik Aras tajam seolah tak terima. aku, Faisal dan Kanaya tertawa melihat wajah Aras yang memerah. Acara Inti dimulai, sepasang MC yang
dipilih dari anggota osis maju keatas panggung menyampaikan jika ada sambutan
dari guru yang hadir untuk menyampaikan sepatah dua kata pada acara malam ini.
Setelah itu ada games berpasangan, dimana setiap pasangan akan
ditutup matanya untuk menemukan pasangan lainnya. Tentu banyak peserta yang
sudah berdebar-debar untuk ikut acara ini. Tak terkecuali dengan ku dan
Kanaya. Takutnya mereka akan salah mengenali pasangan masing-masing.
Setelah selesai pesan dan kesan
dari guru dan murid, begitu juga perwakilan dari murid ke sekolah yang diwakili
Tia. Kini giliran games. Setiap pasangan yang maju akan ditutupi matanya dengan kain
hitam, dengan saling berhadapan punggung dan diputar sebanyak 5 kali, mereka
dilepaskan ditengah lingkaran dan dibiarkan mencari pasangannya tanpa
memberikan tanda suara. Ada 20 pasangan yang mengikuti acara ini.
Setelah dibiarkan selama 5 menit
mencari masing-masing pasangan dengan iringan musik. Siswa yang salah
pasangan berakhir dengan tawa renyah lainnya yang menyaksikan.
Beruntungnya ada 5 pasangan yang cocok ketika mengenali pasangan mereka
termasuk Aku dan Kanaya dan Tia, karena waktu itu Tia berpasangan dengan
Ervan teman sekelas Bintang. Mereka yang tepat memilih pasangan di izinkan
berdansa menikmati satu lagu yang disediakan panita
“gue kir lo gak ngenalin gue, Kay”
ucap Faisal yang tak henti-hentinya mengulum senyum senang bahagia berdiri
dihadapan Kanaya.
“kebetulan aja” Kanaya mengherdikan
bahunya, kemudian keduanya saling lempar senyum. Aku melihat mereka juga ikut senang
"kok kamu bisa kenalin
aku?" tanyaku yang kini sedang berdansa dengan Aras
"hmmm, karena mata hatiku gak
pernah lupa sama kamu" Jawab Aras singkat sesuai dengan ekspetasi aku terenyuh
"ngegombalnya pinter ya
sekarang" balasku
Acara selanjutnya adalah pengumuman
yang menjadi raja dan ratu malam ini. Para kandidat was-was tak terkecuali
denganku, namun lain halnya dengan Aras. Dia tak pernah mengharapkan hal itu. Dia bukan tipekal orang yang membutuhkan pengakuan dari banyak orang.
"Kamu gak gugup sama sekali ya?" tanyaku penasaran, yang padahal aku tau Aras ini model anaknya bagaimana
"ngapain? gugupku udah lewat pas aku ngomong suka sama kamu di
camp!" balasnya yang berhasil membuat aku tersepona. Bisa aja ya ini anak buat main kalimatnya.
“Berdasarkan keputusan juri dari hasil penilaian serta hasil voting dari
teman-teman lainnya, yang menjadi raja malam ini adalah….” Suara MC yang
menggema di ruangan yang cukup lebar ini memberikan kesan rame. diiringi dengan dentuman drum MC melanjutkan. “dan raja pada malam ini jatuh pada…. Arashi Putra
Handika, SELAMAT!!!, silahkan maju keatas panggung”
Riuh tepuk tangan menyambut pengumuman tersebut. Aku memberikan tepukan yang paling keras. Sudah pasti Aras ogah-ogahan tapi dia tetap maju ke depan panggung. Aku bangga melihatnya, dia kekasihku. jiwa-jiwa barbarku menyela aku menggunakan jariku untuk menciptakan siulan tanpa sadar. Kanaya yang berada tak jauh dari ku turut memberikan selamat padaku. Lah kan yang menang Aras ya, aku yang di selametin. Hehe. Sebagai laki-laki di sekolah yang dianggap nyaris sempurna serta most wanted, Aras juga memiliki segudang prestasi yang telah mengharumkan nama sekolah. Tak salah jika sekolah menjadikannya king of the year dalam acara prom night ini.
“Oke!, selanjutnya untuk ratu kali ini,
siapa yaa. Kalian pada penasaran kan. Oke langsung aja, ratu untuk malam ini
yang beruntung adalah ……………………..”
Jeglek!! lampu tiba-tiba mati
Nanggung ya? iya gitu aja
emang mau dibuat gitu, ntar update lagi, kalau lagi mood yes!
Komentar
Posting Komentar