Berakhir Di Tahun Ke Sepuluh

Sudah pernah jatuh cinta hingga satu dasawarsa?. Aku pernah. Bahkan susahnya mengakui  terlalu lama jatuh cinta itu juga ada. lantaran takut dihina ataupun dicemooh sebab hati kita memilih tetap sedang bibir tak pernah berucap. Tapi, kali ini aku ingin bercerita padamu, melalui tulisan ini semoga kamu paham tentang apa yang kurasa ditahun kesepuluh. 

Ternyata sudah selama itu aku menyimpan kamu dihati dan pikiranku. Seharusnya waktu pertama kali kita berpisah, aku tak berbicara lagi dengamu. Membiarkan semuanya berlalu dan aku mulai menata hidup baru yang lebih seru. Iya. seharusnya sejak dulu. 

Sudah satu dasawarsa aku mencintai kamu. Itu bukan waktu yang sebentar, kan?. Awalnya, ketika aku mulai menjatuhkan perasaanku padamu. Sejak itupun aku menegaskan diriku akan berjuang mendapati hatimu utuh. Rela menahan pil pahit untuk mengobati rindu karena kamu tiba-tiba menghilang dan datang sesukamu. Apa itu menyedihkan?. Kurasa iya!. Membiarkan hati sendiri merasakan sakit yang tak pernah kunjung reda dari kekasih hati yang amat dicinta. 

Mungkin butuh waktu lama untuk menyadarkan diriku sendiri tentang segala kemungkinan buruk dari mencintai. Kadang pula aku yang sengaja meluput untuk menghindari luka, mengabaikan sakit dan tak sedikitpun bergeming untuk bangkit. Dalihku hanya karena aku nyaman denganmu, dan kupikir kamu juga begitu. 

Sesekali rinduku kambuh, namamu muncul lagi dalam lantunan doa. Bukan semata-mata ingin disatukan, tapi meminta yang terbaik untuk segala perasaan terutama perihal melepaskan. Aku tak ingin memaksa Tuhan untuk aku berjodoh denganmu. Bukannya aku lelah, tapi aku ingin berserah. Membiarkan takdir menentukan langkah selanjutnya, bersama selamanya atau cukup membuat bertemu lalu berpisah.

Sajakku masih bercerita tentang cinta. Bergema nyaring disetiap peristiwa menemukan cara untuk bahagia. Aku memerlukan waktu yang  tak sebentar untuk menerima kenyataan bahwa hatimu bisa berubah sewaktu-waktu. Bukankah aku sudah melakukan tindakan yang sia-sia dalam waktu lama?. Membiarkan kenangan bertebaran, rindu berserakan, mengadakan kemungkinan-kemungkinan yang sudah pasti tak akan jadi kenyataan.

Ini sudah ditahun kesepuluh, aku juga harus merubah segala pemikiranku tentang dirimu. Mencintai diri sendiri adalah kewajiban nomer satu. Jika memang kamu memilih lepas arah dan menuju hati lainnya. Baiklah aku terima. Aku ingin menyudahi memberatkan hatiku sendiri atas upaya yang tak pernah kau toleh barang sekali.

Benar! Aku sudah tertinggal jauh dari kamu, langkahku lebih lirih daripada langkahmu. Tapi jika nanti  kamu tiba-tiba sadar bahwa akulah yang mencintai teramat dalam. Mungkin aku sudah lupa  ternyata aku mampu bahagia dan bisa tertawa meskipun bukan kamu alasannya. 

 

Komentar