Tak Selalu Patah Hati

Aku tak selalu patah hati, meskipun aku berkisah menghabiskan waktu yang tak sebentar. Melewati hari demi hari, bahkan bertahun-tahun lamanya hingga satu dasawarsa, tentangmu tak semuanya luka. Ada bahagia yang kadang aku rindu untuk mengulangnya. Ada kalanya aku juga bahkan teramat sangat bahagia. Menghabiskan sebagian ataupun keseluruhan waktu yang hanya diisi oleh kita. 

Aku tak mengira kalau jatuh cinta lalu terluka di kamu butuh waktu yang tak sebentar. Ada proses yang terjadi sampai-sampai aku dibuat menangis sendiri. Merindui hal yang sebenarnya telah mati. Berjalan tertatih untuk semangati diri sendiri. Sayang – panggilanku untukmu orang yang telah menjadi bayangan. Aku tak selalu patah hati. Perihal cinta mana ada yang mulus-mulus saja. Apalagi dengan hubungan yang tak punya nama. Ibarat rumah singgah, siapapun bisa datang dan pergi mengikuti kemauannya. Aku hanya dituntut untuk melepaskan meskipun berat melupakan. Setidaknya ada kenangan yang mampu dijadikan pelajaran.

Sayang, Aku tak ingin menghambat langkahmu untuk beranjak.  Sama sekali tidak. Biarkan aku yang masih jatuh cinta padamu memelukmu dalam anganku. Sekali lagi, Perihal hati aku tak selalu terluka. Aku harus mengakui jika pernah bahagia. Ada kamu dan aku yang menyatu menjadi kita. Memupuk asa untuk bersama dalam keadaan bagaimanapun kita nantinya.  Meski nyatanya kita terpisah karena ada prinsip yang tak mau sama.

Sayang, Tak adil jika hanya kubagikan duka sedang senang juga tak sedikit yang kuterima. Aku hanya ingin kamu tau, kamu bukan bagian dari sesalku. Mungkin takdir kita memang harus bertemu namun tak menyatu. Saat ini, aku hanya ingin berdamai dengan hatiku. Denganmu, meskipun tak sepaham hingga berjarak dan melepaskan. Tak semua kisah tak mengenakkan.

Komentar