Rasanya Menjadi Marketing Property



sumber : google icon

Hello pembaca budiman. I’m back!!. Setelah nunggu minat ber-story kumpul, akhirnya buka leptop juga lalu berkisah. Kali ini aku bakalan cerita tentang suka duka jadi marketing. khususnya property. Kebetulan aku juga kerjanya jadi marketing. Meskipun jadi marketing masih baru, setidaknya aku berbagi pengalaman. Siapa tau ada yang berencana mau jadi marketing jadi biar berfikir sekian ribu kali atau bahkan sekali berpikir langsung oke setelah baca rangkuman tentang suka duka marketing. Let’s See!!

Well, first! Marketing Property itu uangnya banyak – penyataan ini gak sepenuhnya benar. Tapi anggap saja ini doa yaaa. Sebenarnya marketing property itu ga pernah dapat gaji. Kalau setiap bulan karyawan-karyawan perusahaan selalu menantikan akhir bulan untuk gajian. Sejak jadi marketing property mulai buanglah jauh-jauh pemikiran ini. Kenapa ga bergaji,? karena ketika marketing closing – istilah yang digunakan ketika ada property yang tersewa atau terjual - tidak pandang itu akhir bulan atau awal bulan, pendapatan yang didapat bisa tidak terbatas tergantung berapa nilai property itu. Mangkannya sering ada sebutan bahwa marketing property itu kaya raya. hahaha make sense sih!

Second, Jam Kerja Yang Flexible – kalau ini memang benar, marketing hanya akan datang kekantor atau akan bekerja ketika telpun mereka berdering dan itu dari client. Selebihnya waktu yang kamu punya bisa digunakan untuk piknik, jalan-jalan, liburan atau kebagian dunia manapun dirimuAtau kalau kamu pengen banyak closingan selagi belum ada telp dari client. Kamu bisa jalan-jalan sembari cari listingan. Ibarat pepatah “Menyelam sambil minum air”. Inget yaa readers, didunia property antara pemegang barang dengan client, itu lebih kuat pemegang barang. Kalau buyer dia bisa kontak ke agent manapun yang dia sukai, tapi kalau pemegang barang, justru kamu bisa dicari oleh agent dan client dari manapun. Jadi carilah listingan sebanyak-banyaknya dimanapun mata kamu menemukan tulisan “DIJUAL/ DISEWAKAN” segera follow up ke pemilik, apakah bersedia untuk dipasarkan atau tidak.

Third, Remember You’re Freelance! ­ - Seperti bahasan sebelumnya, karena jam kerja yang flexibel, dan tidak bergaji disetiap bulan, itu sebabnya marketing property dianggap freelance. Ambil pikiran positifnya, kamu bisa kerja ditempat lain selama itu bukan agent property, tips, carinya pekerjaan serabutan, atau jika rindu ingin memiliki pekerjaan dengan pendapatan ditiap bulan. Carilah pekerjaan setidaknya sabtu minggu kamu bisa bebas antar client. Atau kamu mau buat usaha sendiri juga lebih bagus. Kenikmatan kerja freelance adalah kamu bisa memiliki jenis pekerjaan lebih dari satu.

Fourth, Mobilitas tinggi – Karena kerja sebagai marketing bergantung pada telepon yang masuk. Jadi marketing property diharapkan eh salah diwajibkan untuk selalu membawa kemanapun handphone. Jangan sampai ditinggal. Mau makan, mandi, bahkan sebelum tidur pastikan handphone tidak terlalu jauh jangkauan. anggep aja Handphone kalian itu pacar, kekasih, sahabat, yang selalu nempel dikalian. Ekstrimnya, kalau ga ada handphone kalian ga bisa makan, minum, tidur.

FifthMenahan Panas, Hujan, tak perduli siang ataupun Malam – Karena Marketing Property gak hanya memasarkan satu produk saja. Salah satu cara untuk mempercepat closing adalah punya banyak pilihan sehingga client hanya akan berhubungan dengan kamu sebagai marketing property. Dan itu mengecilkan kemungkinan jika clientmu akan beralih kemarketing lain. Namun untuk hal itu, tidaklah mudah. Karena permintaan client biasanya menyebutkan daerah yang diminati. And You Know, bagiku sebagai marketing property di spesialis area Surabaya. Surabaya itu ga kecil sis, bro! dia luas bisa dibayangkan kan, kita keliling Surabaya. Jadi untuk antar client dari satu tempat ketempat yang lain itu bisa saja harus menahan panas, hujan, macet dan sebagainya yang berkaitan dengan cuaca.

Sixth, Persaingan Antar Marketing – Kalau masalah ini, hampir tak bisa dihindari. Bahkan yang dulunya baik-baik saja bisa jadi perang dingin karena cemburu soal client. It was Happen dari kasus yang banyak terjadi didunia property. Seorang client yang menghubungi marketing berbeda untuk property yang sama hingga rasa dihianati muncul dan akhirnya percekcokan tak bisa dihindari. Atau bisa jadi marketing satu kantor iri dengan rekannya karena sering closing. Hingga terjadi adu mulut ataupun saling sindir ditempat kerja. Aku harap kalian  jangan jadi orang yang penuh iri dan dengki lihat rekan seprofesi rejekinya lebih banyak dari kalian guys. . Be wise Marketers ya.. 

Oke readers! suka duka marketing yang aku rangkum sementara ini yang paling real terjadi adalah itu. Mungkin kedepannya akan ada sub-sub selanjutnya. Bagi kalian yang ingin jadi marketing I just wanna say “Welcome, I greet to see you” bagi yang mengurungkan niat untuk jadi marketing property “Hai you, mantapkan hatimu lagi untuk pekerjaan ini, ingat meskipun no gaji tapi kalo kamu niat penghasilannya bisa lebih dari yang kamu bayangin lo”.

 

Komentar