Yay.. Welcome Back to my Blog.
Lama tak bersua, lama tak jumpa ataupun
sekedar membaca.
Anyway,, sekarang sudah tak lagi
begadang karena revisi skripsi ataupun tugas akhir yang sering membakar emosi.
oke! masa itu sudah terabaikan. aku mampu melewatinya.
Cerita baru dimulai ketika gelar sudah
menyemat untuk memperpanjang nama yang sudah terpatri di akte kelahiran.
Karena sebelum wisuda sudah menjadi
pegawai disalah satu perusahaan property jadi ndak sebegitu binggung apa yang
harus dicari setelah lulus. Seenggaknya ada perkerjaan yang bisa menghasilkan
uang jajan, karena beasiswa sudah tak lagi mengucur. Allah thanks so
much for that.
Tiba-tiba kegalauan dan bertanya
tentang 'seharusnya menjadi apa aku setelah ini' mulai muncul tak santai.
pertanyaan yang buat aku mikir keras apa iya harus jadi ini-ini aja, sedangkan
aku punya impian yang lebih dari sebelumnya. Pikiran bosan terus menganggu
takkala aku hanya melakukan pekerjaan yang sepertinya itu bukan keinginanku
yang sebenarnya dan itu bukan aku:. that's it!!
Setelah 4 bulan kerja dengan posisi
bagian administrasi, ku pikir berpindah posisi mampu mengatasi kegalauan dan
pertanyaan yang selalu muncul " apa ini semua inginku ?" . aku telah
mempersiapkan jawaban ketika nanti muncul pertanyaan seperti itu lagi. Tapi
lagi-lagi syndrom kehilangan kepercayaan diriku muncul. Aku menjadi ciut ketika
aku berhadapan dengan tulisan rancangan masa depanku, yang aku pajang dan
kutatapi setiap hari. Aku berpikir, rasanya aku salah ambil jalan, aku memutar
jalan sehingga tujuanku yang mulanya aku rasa dekat menjadi semakin jauh dan
tak tampak lagi. Aku sempat berkonsultasi dengan orang-orang sekitarku,
mungkin bisa dikatakan dengan bahasa mesrahnya aku melakukan sesi curhat. Salah
satunya aku mengatakan pada sahabatku bahwa pekerjaan yang aku jalani saat ini
bukan pasionku. Niat dari awal aku menerima perkerjaan ini karena aku tak ingin
membuang waktu ketika aku menanti jadwal wisuda tapi setelah wisuda usai,
rasanya pekerjaan ini harus dilepas!, lalu aku mau jadi apa?.
i'm desperate.
Temanku dengan senyum tulusnya
memberiku wejangan, yang mungkin baru kali ini benar-benar aku perhatikan, dia
percaya bahwa aku ini bisa menjadi pribadi lebih baik, bisa belajar dari
pekerjaan yang sekarang untuk menjemput pekerjaan yang akan menjadi impianku
nanti. Lebih dari itu, dia membantu mengembalikan percaya diriku untuk terus
maju dan tak berfikir negatif lagi tentang pekerjaan yang kujalani ini. Temanku
tau bahwa aku selalu berpikir idealis, dia menyadari bahwa mungkin kini aku
merada di posisi bottom line,dia menyemangatiku dengan kisahnya
yang aku tau, dia juga punya dilema yang hampir sama namun, mampu untuk
melewatinya. Dia membalikkan kalimat yang katanya dulu aku pernah katakan
padanya "jika pasion itu masih belum kau temukan, maka bentukan pasionmu
untuk hal yang kau jalani saat ini"
well, tangis pun pecah mungkin karena rasa terharu atau
aku dibuat tunduk kalimat itu.
"aku ingin mendapatkan
pekerjaan yang sesuai dengan keinginanku " kataku lirih padanya,
berkali-kali aku ulang pernyataan itu, berkali-kali pula dia berkata bahwa akan
ada jalannya kalau memang itu keinginanku, aku hanya diminta untuk usaha sampai
aku merasa bahwa usahaku sudah maksimal,dia mengembalikan lagi pertanyaan
"apakah aku sudah usaha maksimal ?" aku dengan yakin menjawab
"ya! aku sudah berusaha maksimal tapi sia-sia" lagi-lagi pertanyaan
"apa usahamu sdh maksimal ?" dipertanyakan, dan jawabanku sama, namun
lama-lama mulai lirih kujawab "tidak ada hasil yang mengingkari usaha,
lo..." pesannya lagi. Aku diminta untuk berusaha lebih keras lagi dan jalani
saat ini dengan penuh rasa syukur. sahabatku hanya ingin aku mencoba melihat
dari sudut pandang yang berbeda, aku masih ingat apa yang dia katakan
"perkerjaan ini merupakan sesuatu yang kau dapat dengan cepat bukan, coba
bayangkan dengan orang-orang yang sedang sibuk mencari bahkan mereka sempat
putus asa, karena tak kunjung mendapatkan panggilan hanya kesedar interview,
tapi kamu cukup cepat mendapatkan pekerjaan ini dan ingat sebelum kau
bersandang gelar sarjana kau sudah mampu untuk berdiri dikakimu
sendiri".
through a whole day to find a
good reason for biggest smile. Yap!
aku ga akan dapat apa-apa kalau tetap saja seperti ini, pertanyaan dan galau
akan menjadi apa aku nantinya tak akan temukan jawabannya jika aku terus
mengeluh namun tak usaha untuk memecahkannya. Aku belajar banyak dari
dilemaku, menjadi tangguh tidak hanya untuk diriku, tapi untuk orang-orang
sekitar yang turut mengandalkan aku. Setiap orang akan mengalami titik balik
dalam kehidupannya, mencoba mencari jawaban tentang siapa dirinya, untuk apa kehidupannya
dan apa yang sebenarnya dia inginkan dalam hidup.
Yay.. Welcome Back to my Blog.
Lama tak bersua, lama tak jumpa ataupun sekedar membaca.
Anyway,, sekarang sudah tak lagi begadang karena revisi skripsi ataupun tugas akhir yang sering membakar emosi. oke! masa itu sudah terabaikan. aku mampu melewatinya.
Cerita baru dimulai ketika gelar sudah
menyemat untuk memperpanjang nama yang sudah terpatri di akte kelahiran.
Karena sebelum wisuda sudah menjadi
pegawai disalah satu perusahaan property jadi ndak sebegitu binggung apa yang
harus dicari setelah lulus. Seenggaknya ada perkerjaan yang bisa menghasilkan
uang jajan, karena beasiswa sudah tak lagi mengucur. Allah thanks so
much for that.
Tiba-tiba kegalauan dan bertanya
tentang 'seharusnya menjadi apa aku setelah ini' mulai muncul tak santai.
pertanyaan yang buat aku mikir keras apa iya harus jadi ini-ini aja, sedangkan
aku punya impian yang lebih dari sebelumnya. Pikiran bosan terus menganggu
takkala aku hanya melakukan pekerjaan yang sepertinya itu bukan keinginanku
yang sebenarnya dan itu bukan aku:. that's it!!
Setelah 4 bulan kerja dengan posisi
bagian administrasi, ku pikir berpindah posisi mampu mengatasi kegalauan dan
pertanyaan yang selalu muncul " apa ini semua inginku ?" . aku telah
mempersiapkan jawaban ketika nanti muncul pertanyaan seperti itu lagi. Tapi
lagi-lagi syndrom kehilangan kepercayaan diriku muncul. Aku menjadi ciut ketika
aku berhadapan dengan tulisan rancangan masa depanku, yang aku pajang dan
kutatapi setiap hari. Aku berpikir, rasanya aku salah ambil jalan, aku memutar
jalan sehingga tujuanku yang mulanya aku rasa dekat menjadi semakin jauh dan
tak tampak lagi. Aku sempat berkonsultasi dengan orang-orang sekitarku,
mungkin bisa dikatakan dengan bahasa mesrahnya aku melakukan sesi curhat. Salah
satunya aku mengatakan pada sahabatku bahwa pekerjaan yang aku jalani saat ini
bukan pasionku. Niat dari awal aku menerima perkerjaan ini karena aku tak ingin
membuang waktu ketika aku menanti jadwal wisuda tapi setelah wisuda usai,
rasanya pekerjaan ini harus dilepas!, lalu aku mau jadi apa?.
i'm desperate.
Temanku dengan senyum tulusnya
memberiku wejangan, yang mungkin baru kali ini benar-benar aku perhatikan, dia
percaya bahwa aku ini bisa menjadi pribadi lebih baik, bisa belajar dari
pekerjaan yang sekarang untuk menjemput pekerjaan yang akan menjadi impianku
nanti. Lebih dari itu, dia membantu mengembalikan percaya diriku untuk terus
maju dan tak berfikir negatif lagi tentang pekerjaan yang kujalani ini. Temanku
tau bahwa aku selalu berpikir idealis, dia menyadari bahwa mungkin kini aku
merada di posisi bottom line,dia menyemangatiku dengan kisahnya
yang aku tau, dia juga punya dilema yang hampir sama namun, mampu untuk
melewatinya. Dia membalikkan kalimat yang katanya dulu aku pernah katakan
padanya "jika pasion itu masih belum kau temukan, maka bentukan pasionmu
untuk hal yang kau jalani saat ini"
well, tangis pun pecah mungkin karena rasa terharu atau aku dibuat tunduk kalimat itu.
"aku ingin mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginanku " kataku lirih padanya, berkali-kali aku ulang pernyataan itu, berkali-kali pula dia berkata bahwa akan ada jalannya kalau memang itu keinginanku, aku hanya diminta untuk usaha sampai aku merasa bahwa usahaku sudah maksimal,dia mengembalikan lagi pertanyaan "apakah aku sudah usaha maksimal ?" aku dengan yakin menjawab "ya! aku sudah berusaha maksimal tapi sia-sia" lagi-lagi pertanyaan "apa usahamu sdh maksimal ?" dipertanyakan, dan jawabanku sama, namun lama-lama mulai lirih kujawab "tidak ada hasil yang mengingkari usaha, lo..." pesannya lagi. Aku diminta untuk berusaha lebih keras lagi dan jalani saat ini dengan penuh rasa syukur. sahabatku hanya ingin aku mencoba melihat dari sudut pandang yang berbeda, aku masih ingat apa yang dia katakan "perkerjaan ini merupakan sesuatu yang kau dapat dengan cepat bukan, coba bayangkan dengan orang-orang yang sedang sibuk mencari bahkan mereka sempat putus asa, karena tak kunjung mendapatkan panggilan hanya kesedar interview, tapi kamu cukup cepat mendapatkan pekerjaan ini dan ingat sebelum kau bersandang gelar sarjana kau sudah mampu untuk berdiri dikakimu sendiri".
through a whole day to find a good reason for biggest smile. Yap! aku ga akan dapat apa-apa kalau tetap saja seperti ini, pertanyaan dan galau akan menjadi apa aku nantinya tak akan temukan jawabannya jika aku terus mengeluh namun tak usaha untuk memecahkannya. Aku belajar banyak dari dilemaku, menjadi tangguh tidak hanya untuk diriku, tapi untuk orang-orang sekitar yang turut mengandalkan aku. Setiap orang akan mengalami titik balik dalam kehidupannya, mencoba mencari jawaban tentang siapa dirinya, untuk apa kehidupannya dan apa yang sebenarnya dia inginkan dalam hidup.
Komentar
Posting Komentar