Ini Puncak! 3339 mdpl


Perhentian Pertama  

Sebuah Pemukiman bernama Dusun tambak watu, disinilah para pendaki gunung Arjuna memulai perjalanannya. sebuah desa yang memerlukan 45 menit dengan menggunakan kendaraan ini menjadi awal bagi pemuda-pemudi asalGarut datang ke Purwosari untuk menikmati keindahan salah satu gunung terbesar di Jawa Timur. Hampir 2 jam sudah mereka berjalan melewati jalan setapak. Hari ini terik Matahari tak bisa menipu, panasnya menyengat kulit, keringat pun sebiji jagung, namun tak mematahkan semangat untuk menuju puncak 3339mdpl, antusiasme terlihat di raut wajah mereka, seolah tak sabar untuk berdiri atas puncak Arjuna dan menjadi saksi atas keindahan ciptaan Sang Maha Hidup. 
“naik-naik kepuncak gunung, tinggi-tinggi sekali, kiri-kanan kulihat saja, banyak pohon-pohonnya, haha” Nyanyi Rian dengan melangkahkan kaki kekanan dan ke kiri bak anak kecil kegirangan. Hari ini beberapa pemudi melakukan perjalanan sejarahnya untuk menaklukkan gunung Arjuna dengan 3339 mdpl. 
“ini masih lama ta?” Tanya febbi dengan nafas terengah-engah sembari memegangi lututnya. 
“ya elah. ini itu masih awal, Bi, kita aja masih belum setengahnya” sahut Maya. “May, maklumi aja yee, kan aku bukan anak gunung kaya kamu, aku anak mama sama papa, May , ini juga baru pertama kali” 
 “nyanyi-nyanyi aja laah, kaya Rian itu loh” celetuk Dewo.
 “nyanyi-nyanyi, gigimu,Wo, ga liat apa aku uda ngos-ngosan kaya gini, capek berhenti dong” protes Febi. 
“lihat aku,Bi, aku ga lelah, mangkannya nyanyi-nyanyi aja” Rian angkat bicara. Adam tertawa kecil melihat temannya saling beragumen. 
“Dam, capek aku,kita istirahat aja ya.” pinta Gadis bertopi Pink yang tak lain adalah kekasihnya. 
“yaudah duduk bawah pohon pinus saja, Rin” sambil menunjuk pohon besar tak jauh dari tempatnya. 
“guys.. istirahat dulu aja, liat muka Febi sudah pucat kasihan dia , 5 menit aja ya, Bi” toleh Adam ke Febi. Febi mengangguk. Adam mencari tempat duduk disamping Erin dan agak jauh dengan teman-temannya. Adam mengeluarkan botol minumnya yang kemudian diberikan kepada Erin. 
“Minum dulu, Rin” 
“Makasih, Dam”. 
Adam dan Erin menikmati pemandangan di kaki Gunung Arjuna, udara masih segar untuk dihirup meskipun saat ini masih musim panas, terik matahari dapat teratasi dengan pohon pinus yang menjulang tinggi. Febbi mendekat kearah Adam, 
“Dam..” sapa Febbi “ngapain disini ?mending gabung sama yang lainnya” ajak Febi. 
“sama aja Bi, disini lebih enak, bisa lihat separuh dari gunung Arjuna, lihat deh” tunjuk Adam. 
“ya udah terserah, aku ke anak-anak yaa” Febbi meninggalkan Adam. 
“Eh,.. ya, Bi”. Febbi menoleh kearah Adam 
“bilang ke anak-anak ya, abis ini kita lanjut lagi, nanti takutnya kesorean kita belum buka tenda” 
“Siap bos..” sahut Febbi kemudian melanjutkan langkahnya. 
“Rin.. kamu udah kuat jalan?"Tanya Adam . Erin menganggukkan kepalanya, kemudian Adam membantunya berdiri dan menuju Rian, Dewo, Febbi dan Maya. 
 “guys lima menit lewat, ayo jalan lagi” ajaknya sambil melirik jam tangan, 
“kalau kita banyak berhenti, nanti kita kemalaman, kita juga belum buka tenda, kasihan yang cewe-cewe ini, sambil menunjuk Maya dan Febbi, Erin yang berada disamping kanannya “
oke.. kita wanita yang perlu perlindungan” gerutu Maya tak terima. 
“Sabar, May..” Ledek Febbi. 
“hahahaha…, yak an kita tipe-tipe cowo perhatian ke cewe, May”jelas Dewo.
“Ya.. ya.. ya..” Mereka melanjutkan perjalanan, dengan melewati banyak petilasan- petilasan, dan semak-semak belukar di kiri dan kanan. Febbi dan Maya berada dibarisan kedua dan ketiga, Dewo memimpin barisan, Rian berada belakang Maya. dan Adam berada dibelakang Rian, Erin disamping Adam menggenggam tangan Adam.
 “Biar ga ilang akunya” celoteh Erin, dan Adam melihat tingkah Erin dan hanya melemparkan senyum senang. 
Hari semakin malam, Dewo meminta untuk istirahat di kawasan Eyang semar, terdapat beberapa pemukiman warga disana dan juga pendopo, sehingga mereka tak perlu repot-repot untuk mendirikan tenda. 
“malam ini kita stay disini ya, mengingat hari udah malam, dan juga kasihan pada cewe, gimana ?” Tanya Dewo 
“oke setuju,toh kita juga ga harus buka tenda kan, okelah” Maya mengamini. “aku setuju” kata Erin lalu melihat Adam. Adam mengangguk, Febbi mendekati Adam, “Dam, menurut kamu gimana?” 
“aku sih asik-asik aja, kasian kamu juga,kayanya uda lemes gitu, sudahlah kita bermalam di pondok itu aja” sambil menunjuk pondok yang tak begitu besar namun cukup untuk mereka bermalam. 
Mereka mulai mengeluarkan perlengkapan logistic, mengingat bahwa perut mereka belum tersentuh makanan apapun malam mini. 
“kamu mau kubuatin teh, Dam?” Febbi menawarkan diri
“boleh, Bi” .Febbi mempersiapkan membuat minuman untuk Adam, 
“aku juga mau dong, Bi” Dewo yang berada di dekat Adam pun ikut angkat suara "aku juga dong "pinta Erin bersamaan 
“oke boss” . Tak berapa lama kemudian, Febbi membawa 2 cangkir teh ke arah Adam. 
to be Continue … 

 

Komentar