Ketika Aku Di Minta Menanggalkan Barang Kesayanganku

Akan ku pertahankan dia meskipun sekarang aku memiliki yang baru, yang lebih menarik mata dengan wajah barunya dan berbagai kelebihan yang dimiliki, akan tetapi yang lama tak akan kugadaikan apalagi kulepaskan. Dia kesayanganku, mekipun jelek, dan hanya warna hitam putih, dia ini yang menjadi andalanku, lantaran bersamanya aku bisa mengenal si Irit hingga aku bisa menghabiskan berjam-jam bercanda ria dengan sahabat-sahabatku. Aku begitu menyayanginya, aku selalu bersamanya sepanjang hari, memegangnya dengan erat, selalu kudekatkan dengan pipiku, dengan dia yang hanya hitam putih hidupku masih menjadi berwarna . pernah sesekali aku kehilangan dia, hanya sekali, dan mampu menjadikan hariku tampak buruk tapi apa mau dikata, aku juga perlu bersama dengan baru, bukan karena aku serakah, bukan!!.

Aku hanya ingin mengikuti perkembangan zaman, bersama yang modern, yang mampu memberikan aku segalanya tanpa harus bersusah payah. Namun kehadiran yang baru tak membuatku lupa dengan dia. Aku tetap bersama dia, dia yang pertama kali memberikan kenyamanan dan memudahkanku menghadapi dunia yang aku pun tak mengerti seperti apa perkembangannya nanti. Aaku dan yang baru dan aku yang lama menjadi satu bagai setubuh. Namun saat –saat ini aku bersedih hati, aku terlalu sibuk dengan yang baru dan lebih sering mengabaikan yang lama. teman-temanku memintaku untuk terus menggunakan yang baru dan meninggalkan yang lama. “kamu harus realistis, yang lamamu sudah tidak bisa dibanggakan, coba kamu dengan yang baru kamu bisa lebih bahagia” sepenggal ungkapan temanku padaku. aku hanya tertunduk lemas, ucapan temanku memang ada benarnya, di zaman sekarang ini aku harus bersama dengan yang baru. Nokia 2280 maaf jika kamu sering terabaikan dengan kehadiran smartphoneku, suasana sudah tidak lagi sama seperti dulu awal munculnya dirimu dengan pesona suara khas Nokia.

Komentar

  1. HP lama saya Samsung jadul yang pake layar monochrome masih saya simpan buat kenang-kenangan.

    BalasHapus

Posting Komentar